Pejabat lokal juga telah menggaungkan diskon besar untuk tempat-tempat wisata mereka.
Pemerintah setempat berharap pengunjung luar kota akan membantu mengisi pundi-pundi yang kosong.
Namun, 'banjir' wisatawan akan mempersulit ketentuan jarak sosial dan membawa risiko wabah virus yang bisa menyebar dengan cepat ke seluruh negeri.
Meskipun kehidupan tampak sudah kembali normal, tetap ada tanda-tanda ketakutan menjelang musim liburan ini.
Beberapa universitas di China bahkan telah memperpendek liburan Minggu Emas mereka demi mencegah siswa meninggalkan kampus.
Pihak universitas mengatakan bahwa akan memberikan kompensasi dengan memperpanjang liburan musim dingin.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China pekan lalu juga memerintahkan lokasi wisata untuk membatasi kapasitas selama Golden Week hingga 75 persen.
Hal itu dilakukan bersamaan dengan protokol kesehatan yang berlaku seperti pemeriksaan suhu dan rutinitas disinfeksi yang terus dilakukan.
Tak hanya itu, para wisatawan juga diminta untuk memesan tiket dengan identitas yang detail terlebih dahulu sebelum liburan.
Agar nantinya bisa mempermudah pelacakan atau tracing.
Pasalnya, minggu lalu China mendeteksi infeksi virus corona tanpa gejala lokal pertamanya dalam lebih dari sebulan.
Virus tersebut ditemukan pada dua pekerja pelabuhan di Qingdao, China.
Kota Wuhan dipenuhi turis
Seorang warga China yang telah lama tinggal di Thailand, Zuo Weiwei telah terjebak di kampung halamannya, Wuhan, China sejak Februari 2020.
Namun, kini Kota Wuhan telah dipenuhi oleh turis.