Tanpa disadari, dia menyebarkan virus SARS-CoV-2 ke 23 penumpang lain.
Menariknya dari temuan ini, penumpang lain yang tertular virus tidak duduk berdekatan dengan si pembawa virus ini.
Laporan penelitian yang terbit Selasa, (1/9/2020) di JAMA Internal Medicine, menunjukkan kasus ini adalah bukti baru yang menunjukkan Covid-19 dapat menyebar di udara.
Tim peneliti menyelidiki ancaman infeksi yang ditularkan melalui udara dengan mengamati penumpang yang melakukan perjalanan selama 50 menit ke acara Buddha di kota Ningbo, China timur dengan menaiki dua bus pada bulan Januari.
Saat itu, kebiasaan memakai masker belum menjadi rutinitas.
Para ilmuwan berhasil memetakan di mana penumpang duduk dan menguji apakah mereka terinfeksi virus atau tidak.
23 dari 68 penumpang dites dan dipastikan terinfeksi Covid-19 ketika melakukan perjalanan tersebut.
Penyakit ini menginfeksi penumpang di bagian depan dan belakang bus, di luar radius 1-2 meter yang selama ini disebut oleh pihak otoritas dan ahli sebagai jangkauan penyebaran droplets.
Ahli mengeluarkan bukti penyebaran Covid-19 di udara. Seorang penumpang bus di China menularkan virus ke 23 penumpang lain.
Padahal, mereka duduk cukup jauh dengan penumpang pembawa virus.(Tangkapan layar jurnal JAMA Internal Medicine)
Studi mereka menyertakan gambaran di mana penumpang yang terinfeksi duduk menambah bukti penularan melalui udara.
Selain itu, penumpang pembawa virus ini tidak menunjukkan gejala penyakit umum seperti batuk ketika melakukan perjalanan tersebut.
Para peneliti juga mencatat, AC hanya mensirkulasi ulang udara di dalam bus. Hal ini kemungkinan besar berkontribusi dalam penyebaran virus.
"Penyelidikan menunjukkan bahwa lingkungan tertutup dengan resirkulasi udara akan membuat virus corona SARS-CoV-2 lebih mudah menular," tulis tim dalam laporannya.
"Penemuan kami tentang potensi penularan Covid-19 melalui udara penting untuk masyarakat," imbuh tim, Selasa (1/9/2020).
Baca tanpa iklan