TRIBUNTRAVEL.COM - Umumnya seorang pria harus merayu wanita yang ingin ia nikahi.
Setelah itu barulah melanjutkan ke jenjang berikutnya dengan mendapat persetujuan dari orang tua dan melamar hingga akhirnya menikah.
Namun, hal itu nampaknya tak berlaku di Suku Lotuko, Sudan Selatan.
Dilansir dari laman Pulse.ng, Rabu (16/9/2020), berdasarkan budaya dan tradisi di Lotuko, seorang pria harus menculik seorang wanita yang ingin dinikahinya.
• 5 Suku Paling Misterius di Dunia, Ada Suku Sentinel hingga Suku Surma
Bersama-sama dengan bantuan pria lain, mereka akan menyergap, mengejar, dan menangkap wanita tersebut.
Wanita yang ditangkap kemudian dibawa ke rumah pelamar.
Ia akan dikurung di rumah tersebut sebelum calon pengantin pria itu memberi tahu ayah dari calon mempelai wanita nantinya.
Seolah-olah semua itu tidak cukup menarik, ayah wanita itu harus memukuli calon menantu laki-lakinya untuk menunjukkan bahwa dia menyetujui rencana pernikahan dengan putrinya.
Tidak diketahui seberapa keras pemukulan yang dilakukan oleh ayah wanita tersebut.
Namun ketika seorang wanita sudah diculik, itu menghilangkan hak sang ayah untuk memberi pilihan dengan pria mana anaknya akan menikah.
Di belahan dunia lain, biasanya ada upacara yang sopan untuk menyerahkan seorang wanita kepada seorang pria, kebanyakan oleh ayah dari calon mempelai wanita, tetapi itu malah berbanding terbalik dengan praktik yang ada di Lotuko.
Setelah menculiknya, pria akan datang keluarganya mempelai wanita dengan kerabat (wali) untuk secara resmi melamarnya.
Dengan wanita yang masih berada di dalam rumahnya, ayahnya memiliki pilihan apakah akan menyetujui atau tidak lamaran dari pria ini.
Tanggapan 'ya' atau 'tidak' dari ayah datang dengan kegiatan seremonial yang terpisah.
Jika ayah gadis itu setuju dengan lamaran dari pria ini, dia diharapkan untuk mengalahkan (dalam hal ini memukuli) calon menantunya untuk menunjukkan persetujuannya atas lamaran mereka.
Baca tanpa iklan