Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pasangan Ini Dipaksa Isolasi Diri di Hotel yang Penuh Kecoa Selama 14 Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pintu kamar hotel, Kamis (10/9/2020).

Pasangan itu juga tidak diizinkan memasuki kamar pasangannya dan harus berjuang menangani masalah internet.

Jamie meneruskan, "Ketika kami berada di hotel karantina, ada balkon kecil yang bisa kami manfaatkan untuk saling menyapa, tapi kami tidak bisa berkomunikasi".

"Biasanya kami menggunakan FaceTime, tapi di sana tidak ada sinyal, jadi Amy merasa kesulitan," lanjutnya.

"Ada televisi di kamar tapi tidak ada saluran berbahasa Inggris sehingga kami tidak bisa menontonnya, AC juga tidak berfungsi meskipun suhunya 30 derajat Celsius," terusnya.

Kita mendapatkan makanan setiap hari yang disajikan di depan pintu kamar sehari sekali.

Jamie menceritakan kalau mereka tidak bisa memilih jenis makanan, hanya disajikan pasta, roti, dan nasi.

Setelah tujuh hari karantina, Jamie dinyatakan negatif Covid-19 dan diizinkan pergi dari hotel tetapi Amy harus tetap diisolasi selama tujuh hari kemudian.

Setelah keluar dari hotel, Jamie menuturkan kalau dia kesulitan berkomunikasi dengan Amy.

"Mereka mengatakan kalau kami sampai tinggal di kamar yang sama saat itu, kami akan dilaporkan ke pihak berwenang," tutur Jamie.

TONTON JUGA:

Setelah 14 hari mereka mengisolasi diri, pasangan itu baru bisa pulang tapi harus melakukan tes kesehatan yang kedua.

Jamie melaporkan kalau TUI menutup semua biaya yang diperlukan, mulai dari hotel untuk menginap saat isolasi sampai biaya tes Covid-19.

Tapi sehari sebelum meninggalkan tempat karantina, Jamie mengatakan kalau pihak TUI tidak menanggung biaya hotel karena pihak perhotelan sudah tahu kalau mereka telah diisolasi sebelumnya.

Pasangan itu langsung ditinggalkan begitu saja setelah terkuras tenaga secara mental dan fisik.

"Amy sangat bersedih. Butuh waktu sampai lima hari untuk pulih dari kondisinya," tutur Jamie.

Halaman
123