Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kota Petualangan dan 8 Julukan Banyuwangi yang Membuatmu Ingin Liburan ke Sana

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kalilo Banyuwangi

TRIBUNTRAVEL.COM - Banyuwangi selain dikenal dengan keanekaragaman budaya, kesenian, dan tradisi juga menyimpan sejuta potensi yang luar biasa.

Dengan segala potensi dan sumber daya yang dimilikinya, tidak mengherankan jika kemudian muncul berbagai sebutan dan julukan untuk Banyuwangi.

Diantara berbagai julukan tersebut, ada yang populer dan telah melekat di hati masyarakat Banyuwangi, ada yang sempat populer sesaat kemudian ditinggalkan atau tidak digunakan lagi.

Namun ada juga sebutan untuk Banyuwangi yang kurang populer, meskipun sebetulnya sebutan atau julukan tersebut masuk akal dan pantas disematkan untuk Banyuwangi.

Berikut ini beberapa julukan Kota Banyuwangi yang dilansir TribunTravel dari beberapa sumber:

1. Banyuwangi Kota Pisang

Ilustrasi pisang (Huffington Post)

Banyuwangi pernah dikenal sebagai kota Pisang.

Sebutan ini muncul sekitar 1980an karena banyaknya tanaman pisang di Banyuwangi.

Salah satu pisang Banyuwangi yang populer adalah pisang sobo, yang di daerah lain disebut pisang kapok atau pisang kapuk.

Memasuki 1990an pohon pisang mulai berkurang dan puncaknya terjadi pada 2003, akibat serangan mematikan virus trichodarma, ribuan pohon pisang di Banyuwangi sulit berbuah dan berkembangbiak, dan akhirnya mati.

Bersama dengan hilangnya pohon pisang, sebutan sebagai kota pisang pun tinggal namanya saja.

Saat ini, generasi muda Banyuwangi lebih mengenal pisang Banyuwangi lewat penganan ringan sale pisang atau keripik pisang kapok merah, sebagai oleh-oleh khas Banyuwangi.

Setidaknya hal ini bisa dimaknai sebagai bentuk upaya pelestarian sisa-sisa kejayaan pisang Banyuwangi di masa lalu.

 

2. Banyuwangi Lumbung Padi

Tanaman padi (The Farming News)

Banyuwangi juga terkenal sebagai lumbung padi, karena produktivitas beras Banyuwangi sekitar 6,5 kuintal per hektar hingga 6,7 kuintal per hektar.

Halaman
1234