Mendoan juga sudah lama disantap oleh masyarakat Banyumas. Makanan khas Banyumas tersebut ternyata sudah ada sejak lebih dari satu abad lalu.
Namun mulai menjadi komuditas ekonomis dan dikelola secara komersial dalam dunia kepariwisataan sejak awal 1960-an.
Hal ini bersamaan dengan munculnya pusat oleh-oleh sawangan dan kripik Nyoya Sutrisno yang mengolah bentuk lain dari mendoan yang kering atau disebut dengan nama kripik.
Filosofi orang Banyumas
Orang Banyumas bisa diumpamakan seperti mendoan yang lemas fleksibel mudah menyesuaikan diri.
Namun, dalam keadaan yang mendesak bisa menjadi kaku seperti kripik yang bila diajak berselisih ibarat mau diajak remuk bersama.
Filosofi ini dikaitkan dengan tekat pada pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.
Terbukti dari orang Banyumas zaman dulu banyak yang menjadi tokoh di dunia diplomasi dan kemiliteran.
Seperti Jenderal Soedirman, Soesilo Soedarman, Soepardjo Reostam, dan lain-lain.
• Kolam Renang Tengah Sawah, Destinasi Baru di Banyumas untuk Berakhir Pekan
• Kraca, Makanan Khas Banyumas Berbahan Dasar Keong yang Banyak Diburu saat Ramadan
• 5 Hotel Murah di Banyumas dengan Tarif Mulai dari Rp 100 Ribu, Bisa Jadi Pilihan untuk Backpackeran
• 5 Oleh-oleh Makanan Khas Banyumas, Sudah Pernah Coba Jenang Jaket?
• Destinasi Baru di Banyumas, Jembatan Kaca Caping Park Jadi Incaran Saat Libur Lebaran
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com Sejarah Tempe Mendoan, Gorengan Setengah Matang Asal Banyumas
Baca tanpa iklan