“Prosesnya nggak lama, nggak sampai satu bulan langsung buka di Babarsari ini,” kata dia.
Ini menjadi pengalaman pertama Galih membuka bisnis.
Meski demikian, ia mengaku antusias dan tertantang untuk mengembangkan bisnis waralaba ini.
“Sekarang masih jarang dinas luar kota, jadi mungkin bisa hampir setiap hari sepulang kerja mampir ke outlet,” tutur wanita yang berkarir di dunia properti selama 13 tahun ini.
Sebagai owner, Galih juga tak jarang ikut menyiapkan dagangan Tahu Go! nya.
Bahkan ia juga turut menggoreng tahu untuk pelanggan.
“Rasanya hari gini kita harus berani memulai bisnis sendiri. Bisnis yang menjanjikan dengan sistem manajemen yang bisa di bilang sangat mudah,” ujarnya.
“Biaya kemitraannya pun cukup terjangkau dan mudahnya operasional harian yang dilakukan karena mereka sudah menyiapkan SOP yang rapih dan tercatat,” tuturnya.
Marketing Communication PT Otewe Maju Bersama (Tahu Go!), Akhdan Habibie Darwis menambahkan, model bisnis Tahu Go!
ini merupakan bisnis dengan sistem kemitraan yang bisa menjadi alternatif bagi siapapun yang ingin memulai usaha sendiri.
Sistem kemitraan yang dibuka cukup terjangkau dengan membayar Rp19,5 juta.
Mitra sudah dapat membuka usahanya langsung di tempat yang sudah dipilih oleh mitra itu sendiri.
Hingga kini, Tahu Go! telah membuka lebih dari 200 cabang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan.
Tahu Go! juga akan melebarkan sayap ke daerah lainnya di Indonesia, seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, hingga Bali.
“Sebagai tahap awal di pertengahan Agustus ini, di luar Jabodetabek, Tahu Go! sudah berhasil membuka cabang di Bandung dan Yogyakarta,” paparnya.
Baca tanpa iklan