Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jamasan Pusaka, Ritual Mencuci Benda Sakral oleh Pihak Keraton saat Bulan Suro

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lampah Budaya Mubeng Beteng Kraton Jogja Malam 1 Suro Tahun Wawu 1953.

Oleh karena itu, bulan Suro merupakan awal tahun Jawa yang oleh masyarakatnya dianggap sebagai bulan yang sakral atau bulan suci.

Pada malam Satu Suro, di Pura Mangkunegaran Surakarta dilakukan dengan adanya Kirab Pusaka mengelilingi tembok luar sebanyak satu kali yang dilakukan oleh Keluarga, Sentono, Narapraja, Abdidalem, dan Kerabat Besar Mangkunegaran serta masyarakat luas.

Sementara itu, Jamasan Pusaka di Pura Mangkunegaran merupakan tradisi merawat atau memetri warisan dari para leluhur.

Pusaka ini banyak mengandung makna, karena pusaka itu merupakan buah hasil karya cipta yang memiliki falsafah kehidupan, kearifan, sumber inspirasi dan motivasi kehidupan.

"Ini sudah turun temurun dilakukan. Benda pusaka itu dipelihara, dengan cara dijamasi atau dicuci, dibersihkan. Jadi memang itu sudah sebagai perlambang keyakinan kami," kata Joko.

5 Tempat Wisata Religi di Makassar untuk Rayakan Liburan Tahun Baru Islam

Sambut Libur Tahun Baru Islam, PT KAI Tambah Perjalanan KA hingga 23 Agustus 2020

Liburan Tahun Baru Islam di Surabaya, Coba Wisata Religi ke Masjid Cheng Ho yang Ikonik

Sejarah Apem, Makanan Khas Jawa yang Biasa Ditemukan di Gunungan saat Tahun Baru Islam

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa di Masyarakat Jawa Ada Ritual Mencuci Benda Pusaka saat Bulan Suro?"