Tentang kesehatan pramugari
Raven Johnson, pramugari Mesa Airlines, mengubah jam terbangnya untuk meminimalisir risiko terkena Covid-19.
Biasanya Raven terbang 100 jam per minggu, namun kini hanya 30 jam.
Tapi ia masih khawatir tentang pilihannya untuk terus bekerja selama pandemi.
"Apakah saya terkena virus corona? Apakah saya akan membawa ini pulang pada keluarga saya?" tanyanya.
Pada awal wabah virus corona, Raven tidak diizinkan memakai masker dan sarung tangan dalam penerbangan.
Ia mengatakan, pramugari diberitahu bahwa Covid-19 bukanlah masalah besar, bahwa itu hanya seperti flu biasa.
Namun kemudian semuanya berubah.
"Orang-orang di tempat kerja saya tertular virus karena mereka tidak memakai masker pada awalnya karena tidak ada yang tahu apa ini," ucap Raven.
Sementara Gibson, pramugari yang telah tujuh tahun bekerja di udara mengatakan, ia lebih khawatir tertular virus Covid-19 di hotel, daripada di pesawat.
"Kami membawa sekotak tisu Lysol ke kamar hotel kami, menyeka sakelar lampu, kenop pintu," kata Gibson, seperti dikutip TribunTravel dari Texarkana Gazzette.
Berbeda dengan Raven dan Gibson, Angel Figueroa yang bekerja untuk maskapai Southwest Airlines mengaku tidak khawatir terkena Covid-19.
"Di antara setiap penerbangan, mereka (petugas kebersihan) datang untuk membersihkan," kata Angel.
"Setiap pramugari rajin mencuci tangan, menggunakan pembersih tangan, serta memakai sarung tangan dan masker," lanjut wanita yang telah bekerja sebagai pramugari selama 15 tahun itu.
Banyak keuntungan dari pekerjaan hilang