“Penanganan Covid-19 (di Bali) ini boleh dikatakan dari segi persentase kematian rendah dibandingkan dengan standar WHO, sedangkan tingkat kesembuhan tinggi,” tutur Putu.
Pertimbangan tersebut, ungkap Putu, merupakan hal yang penting dalam mengembalikan industri pariwisata Bali.
Hal ini lantaran ekonomi dan kesehatan masyarakat perlu diperhatikan.
Pembukaan kembali pariwisata bagi wisman pun akan dilakukan secara selektif.
Jika ada negara yang masuk dalam zona hijau terkait penanganan Covid-19, maka pihak Putu akan merekomendasikan warga negara tersebut bisa berkunjung ke Pulau Dewata.
“Pertimbangan-pertimbangannya adalah Bali siap menerima wisatawan, tapi kesiapan Bali harus linier dengan kebijakan pusat,” kata Putu.
Putu menegaskan, seluruh keputusan apakah Bali tetap akan menerima wisman pada September mendatang salah satunya berada di tangan Gubernur Bali Wayan Koster.
TONTON JUGA:
Rencana perlu dikaji secara komprehensif
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, akrab disapa Cok Ace, menuturkan Pemprov Bali masih menunggu kajian yang komprehensif terkait rencana Bali menyambut kembali wisman.
“Semua perlu kajian, tidak bisa hanya melihat kita di Bali saja,” kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati di Denpasar, Senin (17/8/2020), mengutip Antara.
Senada dengan Putu, Cok Ace juga melihat kebijakan serta kondisi negara asal wisman dalam pertimbangan pembukaan kembali pariwisata Bali kepada wisman.
Terkait rencana tersebut, masih belum diketahui apakah wisman sudah bisa datang ke Bali atau belum pada September mendatang.
Kunjungan wisman ke Bali
Menurut data BPS, jumlah kunjungan wisman melalui pintu udara pada 2019 adalah 6.239.543, dan melalui pintu laut mencapai 35.667 jiwa.