Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

5 Alasan Maskapai Penerbangan Komersial Tidak Menyediakan Parasut di Pesawat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pramugari dan penumpang pesawat

2. Pesawat komersial tidak dirancang untuk skydiving.

Terjun payung (experience day)

Pesawat yang digunakan untuk terjun payung cenderung jauh lebih kecil daripada pesawat komersial, dan mereka dikosongkan segera setelah skydivers melompat.

Di sisi lain, pesawat militer berukuran besar dan memiliki tanjakan di bagian belakang.

Penerjun payung menggunakan jalan ini untuk melompat dengan aman sambil menghindari badan pesawat (badan utama pesawat).

Pesawat komersial, bagaimanapun, tidak memiliki standar itu.

Melompat keluar dari pesawat komersial sangat berisiko karena penerjun dapat dengan mudah menabrak badan pesawat, terutama sayap dan ekor.

3. Pesawat komersial terbang tinggi dan cepat.

Ilustrasi pesawat (Airbus)

Seperti disebutkan di atas, skydives direncanakan dengan cermat, dan ketinggian lompatan adalah satu detail yang paling penting.

Titik tertinggi yang akan dicapai oleh pesawat skydiving adalah 15.000 hingga 16.000 kaki.

Pesawat komersial, di sisi lain, terbang dengan ketinggian rata-rata 35.000 kaki di atas tanah.

Pada ketinggian ini, suhu turun secara signifikan dan udara untuk bernapas menjadi langka.

Bahkan jika penumpang berhasil melompat keluar dari pesawat dengan aman, mereka harus mengenakan HALO, atau peralatan ketinggian tinggi, yang terdiri dari tabung oksigen, regulator, masker, altimeter, helm balistik, dan setelan penerbangan.

Tanpa ini, mereka mungkin pingsan karena kekurangan oksigen.

4. Perlengkapan terjun payung mahal dan besar.

Terjun payung (Inc.com)

Sebagai permulaan, parasut tunggal akan terlalu besar dan berat untuk muat di bawah kursi kelas ekonomi.

Halaman
123