Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kemerdekaan Indonesia

Ada Bungker Rahasia hingga Mesin Tik Perwira Nazi, Ini Koleksi Museum Perumusan Naskah Proklamasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum Perumusan Naskah Proklamasi

TRIBUNTRAVEL.COM - Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) adalah gedung yang dibangun sebagai monumen peristiwa proses perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Munasprok bisa menjadi pilihan yang tepat bagi traveler yang ingin mengisi libur Hari Kemerdekaan dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah.

Setelah sempat tutup, Munasprok sudah dibuka kembali pada era new normal sejak Selasa (16/6/2020) dengan menerapkan serangkaian protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Museum ini dulunya merupakan rumah Laksamana Maeda yang merupakan seorang Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang.

Sejarah Kelam Museum Fatahillah di Jakarta, Saksi Bisu Pemerintahan yang Brutal

Bangunan ini, pada Jumat (17/8/1945), dijadikan sebagai tempat merundingkan kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Sukarni, dan Burhanuddin Muhammad Diah.

Jika ingin merasakan detik-detik penyusunan naskah proklamasi, museum yang ada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) itu masih memiliki bentuk bangunan asli dan beberapa koleksi menarik lainnya.

Di lantai satu museum, pengunjung bisa melihat tiga patung lilin tiruan sosok Soekarno, Hatta, dan Soebardjo yang tengah mendiskusikan perumusan naskah proklamasi.

Ada juga replika naskah proklamasi dalam bentuk tulisan tangan Soekarno yang dibingkai kaca tebal.

Lalu, selain yang telah disebutkan, koleksi menarik apa saja yang bisa dilihat di Museum Perumusan Naskah Proklamasi?

1. Mesin tik milik perwira Nazi

Usai Soekarno menulis naskah proklamasi, teks harus diketik.

Namun, di sana tidak ada mesin tik berhuruf latin, sehingga pembantu Laksamana Maeda, Satzuki Mishima, pergi ke kantor militer Jerman.

Setibanya di sana, Mishima bertemu perwira angkatan laut Nazi Jerman bernama Mayor Kandelar yang bersedia meminjamkan mesin tik.

Mesin ketik di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. (Kompas.com)

Sejarah itu diungkapkan dalam buku 17-8-1945, Fakta, Drama, Misteri karya Hendri F Isnaeni terbitan Change (2015).

Saat ini, mesin tik milik perwira Nazi tersebut tersimpan di museum.

Halaman
123