Saat beliau meninggal, Nabi Suleiman sedang mengawasi pembangunan Al-Aqsa.
6. Pernah menjadi tempat tinggal Al Ghazali dan menulis Magnum Opus-nya, Mutiara-Ihya-Ulumuddin, di Al-Aqsa
Satu buku paling terkenal dalam literatur Islam adalah Ihyaa Ulum Al-Din yang ditulis oleh ulama besar Islam Abu Hamid Al-Ghazali.
Al-Ghazali adalah orang yang dihormati oleh semua aliran pemikiran karena kemampuannya menyelami jiwa manusia sambil tetap berpegang pada ajaran Alquran dan Nabi.
Namun, sebagaian orang tidak tahu, Al-Ghazali tinggal di Masjid Al-Aqsa dan menulis buku saat di sana.
Sebuah bangunan di Masjid Al-Aqsa menandai lokasi kamar lama Al Ghazali.
7. Pernah jadi tempat pembuangan sampah
Hal ini terjadi saat Romawi menduduki Yerusalem.
Penduduk Romawi umumnya menggunakan kawasan masjid ini sebagai tempat pembuangan sampah.
Namun, ketika Umar RA membebaskan kota Yerusalem, dia mengadakan sebuah program untuk membersihkan Al-Aqsa dari tempat sampah.
Umar juga mengundang 70 keluarga dari sebuah desa pengungsi terdekat untuk kembali ke Yerusalem.
8. Salat di Al Aqsa memiliki keutamaan tersendiri
Beberapa hadis berbeda-beda menerangkan jumlah rinci pahala salat di masjid Al-Aqsa.
Satu hadis paling masyhur menerangkan bahwa pahala salat di Masjid Al-Aqsa adalah seperti salat lima ratus kali di tempat selainnya.
"Keutamaan salat di Masjidil Haram adalah seratus ribu kali salat atas masjid selainnya. Salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) adalah seribu shalat. Sedangkan di masjid Baitil Maqdis adalah 500 kali lipat." (HR. Al-Baihaqi di al-Sunan Al-Shughra, no. 1821 dan dishahihkan Al-Albani di Shahih al-Jami', no. 4211).