TRIBUNTRAVEL.COM - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah mulai merasakan suhu dingin beberapa hari terakhir.
Pada kondisi normal Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mencatat suhu untuk wilayah Bantul, Yogyakarta, Gungkidul, Kulon Progo antara 23-31 derajat celcius.
Sementara untuk Kabupaten Sleman antara 22-31 derajat celcius.
Namun di masa seperti ini suhu udara saat pagi hari bosa di bawah 20 derajat.
Kepala Stasiun Klimatologi, BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas menyampaikan, peningkatan suhu dingin kali ini dipengaruhi adanya tiupan angin timur atau dikenal Monsun Australia.
Angin tersebut mengarah ke Indonesia, khususnya ke wilayah DIY.
Ia menambahkan, pagi ini BMKG mencatat suhu minimum di DIY saat ini mencapai 18 derajat celcius.
"Pagi tadi tercatat sampai 18 derajat celcius. Diperkirakan sampai bulan Agustus masih bisa terjadi," katanya Minggu (26/7/2020).
Reni menerangkan, karakter dari angin Monsun Australia ini sifatnya kering dan tidak banyak membawa uap air.
Sehingga, lanjut dia, sulit untuk terbentuknya awan-awan hujan.
Dengan minimnya jumlah awan di atmosfir, maka akan mempengaruhi suhu di bumi.
Sementara menurutnya, keberadaan awan-awan di atmosfir berfungsi menjaga kelembapan bumi dengan menghambat pelepasan panas ke atmosfir.
"Pelepasan panas ini yang membuat suhu permukaan di bumi menjadi dingin saat musim kemarau," pungkasnya .
Wilayah DIY menjadi salah satu tujuan angin tersebut berhembus.
Perubahan suhu ini pun dikhawatirkan mengganggu ekosistem pertanian.