Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Menilik Perjalanan Panjang Hagia Sophia Turki, dari Gereja, Museum, Hingga Resmi Jadi Masjid

Penulis: ronnaqrtayn
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto diambil pada tanggal 2 Juli 2020, menunjukkan lukisan dinding Perawan Maria dan anak-anak serta Roundel kaligrafi dengan huruf-huruf Arab bertuliskan nama Allah dan para nabi Muslim lainnya yang tergantung di kubah Museum The Hagia Sophia Museum di Istanbul. (OZAN KOSE/AFP)

TRIBUNTRAVEL.COM - Hagia Sophia, sebuah bangunan bersejarah di Istanbul, Turki yang sebelumnya berfungsi sebagai museum, kini resmi difungsikan sebagai Masjid.

Pengalihfungsian Hagia Sophia dari museum menjadi tempat peribadatan umat Muslim secara resmi ditetapkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (10/7/2020).

Pemimpin tertinggi di Turki tersebut mengumumkan keputusannya dan meminta agar semua orang menghormati keputusan itu.

Pada hari yang sama pula Erdogan menyatakan bahwa Hagia Sophia terbuka sebagai tempat ibadah umat Islam.

Erdogan mengatakan bahwa Hagia Sophia bisa digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Islam mulai 27 Juli 2020 mendatang.

Harga Tiket Masuk Hagia Sophia, Tempat Wisata di Turki yang Banyak Dikunjungi Turis Asing

Dilansir dari CNN, Erdogan menyampaikan pernyataan tersebut beberapa jam setelah pengadilan tinggi negeri Turki membatalkan dekret presiden 1934.

Dekret presiden 1934 tersebut menetapkan perubahan fungsi Hagia Sophia dari Masjid menjadi museum.

Pengadilan tinggi administrasi Turki memberikan keputusan tersebut dengan mempertimbangkan petisi yang dibawa oleh kelompok agama untuk membatalkan keputusan presiden 1934.

Sejarah Hagia Sophia

Hagia Sophia mulanya adalah sebuah gereja Kristen Ortodoks yang dibangun di Konstantinopel (sekarang Istanbul) pada abad ke-6 di bawah arahan Bizantium Kaisar Justinian I.

Pada masa itu, tempat wisata di Turki ini dianggap sebagai struktur Bizantium yang paling penting.

TONTON JUGA:

Namun, pada tahun 1453, Konstatinopel ditaklukkan oleh Ustmani di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II.

Sultan Mehmed II lantas memerintahkan pengubahan gereja utama Kristen Ortodoks ini menjadi masjid.

Selama berabad-abad arsitek Sinan ditunjuk untuk membuat sejumlah pemugaran dan menambahkan elemen Islam pada bangunan ini.

Halaman
12