Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Menelusuri Sejarah Taman Lapangan Banteng Jakarta, Dulunya Jadi Tempat Berburu Hewan Liar

Penulis: ronnaqrtayn
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

TRIBUNTRAVEL.COM - Sejak diresmikan setelah revitalisasi, ruang terbuka hijau (RTH) Taman Lapangan Banteng hadir dengan wajah baru.

Taman Lapangan Banteng kini menjadi tempat wisata baru dan ramai dikunjungi masyarakat khususnya warga DKI Jakarta.

Setelah direvitalisasi, lapangan yang memiliki monumen historis Pembebasan Irian Barat ini memiliki sejumlah spot menarik, seperti trek atletik, amphitheatre, air mancur, dan area bermain anak.

Dengan berbagai fasilitas tersebut, Taman Lapangan Banteng mampu memenuhi kepentingan masyarakat dari berbagai kalangan dan usia.

Tak hanya itu, Taman Lapangan Banteng juga cocok jadi tempat wisata sejarah karena masih mempertahankan sisi historis lapangan ini.

Jelajah Kawasan Kota Tua Jakarta Menggunakan Bus Gratis, Simak Rutenya

Sisi historis tersebut ada pada beberapa kutipan dari tokoh bangsa yang ditampilkan di dinding-dinding Taman Lapangan Banteng.

Bila berbicara sejarah, Taman Lapangan Banteng memiliki sejarah yang panjang sejak zaman penjajahan.

Taman kota terluas kedua di Ibu Kota setelah Lapangan Monas ini dulunya merupakan belantara dan rawa.

Wilayah ini merupakan rumah bagi banyak hewan buas, mulai dari banteng hingga harimau.

Dilansir dari Historia, konflik hewan dan manusia kerap terjadi di sana.

TONTON JUGA:

Saking seringnya, Kongsi Dagang Belanda VOC hingga membuat sayembara untuk memburu hewan-hewan tersebut.

Pada tahun 1762, VOC memberi hadiah besar kepada seorang pemburu karena berhasil menaklukan 27 ekor macan kumbang.

Namun setelahnya, wilayah itu justru menjadi tempat favorit bagi para pembesar yang hobi berburu.

Pada tahun 1644, Gubernur Jenderal Joan Maetsuycker dengan para pembantunya berhasil menggiring banyak satwa liar dari hutan itu ke dalam kota.

Halaman
123