TRIBUNTRAVEL.COM - Lompong sagu, kudapan khas Aceh Singkil ini, terbuat dari tepung sagu dibungkus daun pisang dan dimasak dengan cara dipanggang.
Dulu makanan ini disajikan dalam acara adat, hari besar keagamaan, serta makanan kesukaan para raja Singkil.
Raja-raja Singkil, dikenal dengan istilah raja Si Enam Belas yaitu, 16 kerajaan yang mendiami pinggir sungai.
Delapan di pinggir sungai Lae Cinendang dan delapan lagi di pinggir sungai Lae Soraya.
TONTON JUGA
Sayang seiring perubahan zaman, lompong sagu sulit didapatkan.
Warga yang ingin menikmatinya harus membuat sendiri.
Kecuali bulan puasa.
Banyak warga yang menjajakan lompong sagu sebagai penganan buka puasa.
Setelah itu, tidak ada lagi yang jualan.
Akan tetapi dalam dua hari ini, makanan para raja dapat dinikmati setiap sore.
Setelah Wanhar Lingga, yang merupakan pegiat wisata di Aceh Singkil, berjualan lompong sagu di kawasan Simpang Amal, Tanah Bara, Kecamatan Gunung Meriah.
Luar biasa, makanan 'kampung' itu ternyata laris manis.
"Baru tes pasar kita delivery. Ternyata pasarnya banyak diminati," kata Wanhar, Rabu (1/7/2020).
Tingginya animo pembeli, Wanhar dalam waktu dekat berencana membuka lapak jualan di pinggir tempat tinggalnya di Tanah Bara.
Harga lompong sagu terbilang murah, Rp 5 ribu per tiga bungkus.
Baca tanpa iklan