TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler mungkin pernah mendengar kisah orang terdampar di laut dan mencoba bertahan hidup.
Mereka tentu tidak membawa bahan cadangan makanan.
Seperti kisah Aldi Novel, pria asal Manado, Sulawesi Utara, hanyut terbawa arus lautan lepas sampai ke Perairan Guam.
Aldi Novel ditemukan selamat pada 31 Agustus 2018 lalu setelah terombang-ambing di lautan selama 49 hari.
Kira-kira, bagaimana cara Aldi Novel bertahan selama terseret di laut?
Mungkinkah dia minum air laut? Bukankah air laut berbahaya jika diminum?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu pernah muncul dalam pikiran kalian.
Air laut pada dasarnya tidak boleh dikonsumsi manusia.
Hal tersebut tak lain karena air laut mengandunga garam dan zat berbahaya lainnya, termasuk arsen dan merkuri.
Jadi, air laut benar-benar tidak boleh diminum.
Bahkan dalam jumlah sedikit sekalipun dan dalam kondisi genting untuk bertahan hidup, misalnya terdampar di laut.
Ketika berenang di laut dan mulut terasa kering, melihat air yang melimpah mungkin membuat orang ingin meminumnya.
Padahal, air laut membentuk 97,3 persen air di Bumi sehingga hanya 2,7 persen-nya saja yang merupakan air tawar.
Dilansir TribunTravel dari laman oceanservice.noaa.gov, minum air laut bisa mematikan bagi manusia.
Ketika minum air asin dari laut, artinya kamu memasukkan air dan garam ke dalam tubuhmu.
Baca tanpa iklan