TRIBUNTRAVEL.COM - Ribuan orang berkumpul di Prancis pada Minggu (21/6/2020), untuk merayakan festival musik tahunan dan melanggar aturan lockdown.
Dilansir dari BBC, para pengunjung mengabaikan social distancing dan berjoget ria di jalan-jalan, menikmati alunan musik di Fete de la Musique (Hari Musik).
Akibatnya, polisi terlibat bentrokan dengan beberapa pengunjung di Paris dan demonstran di Nantes.
Aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Gambar-gambar yang diperoleh selama acara berlangsung menuai kritik pedas dari banyak kalangan.
• Warga Paris Mulai Nongkrong di Sejumlah Kafe yang Buka untuk Pertama Kali Usai Tutup 3 Bulan
Prancis telah melonggarkan banyak aturan lockdown virus corona.
Presiden Emmanuel Macron awal bulan ini menyatakan "kemenangan pertama" melawan Covid-19, dan pada Senin (22/6/2020) sekolah-sekolah dibuka lagi untuk semua pelajar di bawah usia 15 tahun.
Bioskop juga dibuka lagi di seluruh Prancis dengan pembatasan ketat, yakni tidak boleh diisi lebih dari separuhnya.
Akan tetapi, ada kekhawatiran pemerintah terlalu cepat melonggarkan lockdown.
Hingga Selasa (23/6/2020) siang WIB, Negeri "Eiffel" telah mengonfirmasi total lebih dari 160.000 kasus virus corona, dengan 29.663 korban meninggal dunia dan 74.612 pasien sembuh.
Jumlah kematian di Prancis adalah yang tertinggi kelima di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Brasil, Inggris, dan Italia.
Apa yang terjadi pada Minggu?
Jutaan orang Prancis biasanya turun ke jalan untuk merayakan acara tahunan ini, baik konser resmi maupun konser dadakan.
Menteri Kesehatan Olivier Veran telah meminta warga untuk terus menerapkan social distancing dalam segala keadaan, untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang yang dicintai.
Akan tetapi festival musik akhir pekan lalu, termasuk di distrik Canal Saint-Martin dan Marais di Paris, mengabaikan social distancing dan sebagian besar orang berpesta tanpa masker.