Setelah itu ada lagi, Bang Hamid yang berjualan nasi uduk dengan ayam goreng. Kini diteruskan oleh anaknya, Zaenal Fanani. Terakhir nasi uduk H Babeh Saman.
Cerita awal mereka bisa membangun usaha nasi uduk ketika Paul dan Tati, panggilan istrinya, sering mengikuti arisan keluarga setiap bulan.
Pihak saudara meminta dibawakan nasi uduk Kebon Kacang.
"Jadi kebetulan saudara-saudara minta nasi uduk ayam goreng kebon kacang. Saya bilang ke istri daripada beli sana beli sini, bikin aja sendiri."
"Saya minta istri bikin sendiri, saudara pada makan. Abis pada makan, pada nambah. Ini bukan masakan babe Saman, Bang Hamid dan kakek Suryadi tapi masakan sendiri, "Lo dagang, lo pasti maju" kata saudara gitu," kenang Paul.
Seiring berjalannya waktu, nasi uduk Ibu Tati mulai dikenal banyak orang. Dari mulut ke mulut, keberadaan nasi uduk ini mulai tercium warga Ibu Kota.
Bahkan, lanjut Paul, Keluarga Cendana, sebutan populer untuk keluarga Presiden Soeharto, menjadi langganannya.
Kini, warungnya sepi pengunjung. Dampak pandemi Covid-19 turut membuat usahanya turun drastis sebanyak 80 persen.
Di masa transisi jelang normal baru, ia berharap harum nasi uduknya mulai tercium kembali oleh warga Ibu Kota.
• Rekomendasi Nasi Uduk Enak di Surabaya dengan Pilihan Lauk Beragam, Cocok untuk Menu Sarapan
• 7 Nasi Uduk Enak di Jakarta untuk Sarapan Pagi, Cobain Nasi Uduk Gondangdia
• 5 Kuliner Khas Sukabumi untuk Menu Buka Puasa, dari Sekoteng Singapore hingga Nasi Uduk Ungu
• Bebek Belur hingga Nasi Uduk Toha, Ini 6 Kuliner Legendaris di Lampung yang Harus Kamu Coba
• 5 Menu Sarapan Favorit Masyarakat Indonesia, Ada Pecel dan Nasi Uduk
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunjakartatravel.com dengan judul Mencicipi Nasi Uduk Ibu Tati di Tanah Abang Jakarta Pusat, Telah Berdiri Sejak Tahun 2000