Lewat Bakdan Sapi, para peternak mengungkapkan rasa syukur sekaligus memohon kelancaran rezeki pada Tuhan.
4. Grebeg Syawal Yogyakarta
Grebeg Syawal Yogyakarta dimulai sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I sekitar tahun 1725.
Grebeg Syawal ini menjadi symbol berpadunya budaya Jawa dan ajaran Islam di Yogyakarta.
Grebeg Syawal Yogyakarta diawali dengan iring-iringan prajurit Kraton Yogyakarta yang mengawal lima gunungan berisi aneka ragam hasil bumi.
Iring-iringan gunungan hasil bumi ini terpecah menuju tiga lokasi perayaan grebeg syawal yaitu di halaman Masjid Gede, Puro Pakualaman dan Kantor Kepatihan Yogyakarta.
5. Grebeg Syawal Keraton Solo
Grebeg Syawal Keraton Solo merupakan simbol kehidupan manusia tak pernah lepas dari menyatunya laki-laki dan perempuan.
Di mana dalam grebeg syawal biasanya Keraton Solo membawa dua gunungan berisi hasil bumi dan jajanan pasar yang dibawa menuju Masjid Agung Surakarta.
Kedua gunungan tersebut disebut gunungan jaler (laki-laki) dan setri (perempuan).
Gunungan jaler dibawa ke Masjid Agung Surakarta, sedangkan gunungan setri dibawa ke Keraton Solo untuk diperebutkan.
6. Tradisi Bancaan Kampung Singaraja
Warga Kampung Jawa di Singaraja, Bali, memiliki tradisi bancaan sebagai perayaan Idul Fitri.
Tradisi bancaan atau makan bersama telah digelar sejak ratusan tahun lalu.
Dulunya tradisi ini menjadi perekat silahturahim antar warga Kampung Jawa dan Kerajaan Buleleng.
Bancaan dilakukan setelah Shalat Ied selesai dilakukan.