Hewwit sendiri melakukan perjalanan dari Februari lalu.
Dia dan rekannya, Sandi Fischer, seorang psikolog berusia 59 tahun dari Los Angeles, berencana untuk melakukan perjalanan keliling India dan Bhutan.
Mereka mengambil pelayaran selama seminggu di Sungai Brahmaputra di timur laut India, berhenti di desa-desa kecil.
Pada malam terakhir pelayaran, staf menyiapkan jamuan makan mewah, tetapi selera Hewitt telah lenyap.
Dia tidak bisa makan sedikitpun.
Untuk mencapai Bhutan, Hewitt dan Fischer terbang ke utara menuju garis puncak Himalaya yang tak terputus, lalu turun ke lembah yang merupakan rumah bagi satu-satunya bandara internasional negara itu.
Masalah pencernaan Hewitt memburuk, katanya, dan dia merasa terengah-engah.
Setelah jalan-jalan ke kota Punakha, di mana kedua traveler itu berbaur dengan penduduk setempat di sebuah festival tahunan, Hewitt hampir tidak bisa berjalan dari mobil ke kafe untuk minum teh.
Pada awalnya, dokter di Thimphu percaya bahwa Hewitt menderita sakit perut.
Pada 4 Maret, dia kembali ke rumah sakit dan dalam 24 jam diumumkan sebagai kasus covid-19 pertama di negara itu.
Bagi pihak berwenang Bhutan, itu berarti ancaman yang mereka takutkan telah tiba.
Pejabat kesehatan bergegas melacak kontak Hewitt.
Menurut Menteri Kesehatan Bhutan, Dechen Wangmo, Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck mengawasi proses secara langsung.
Setelah ditemukan kasus positif pertama, 73 kontak langsung dipindahkan ke fasilitas karantina.
Sebanyak 225 kontak tidak langsung lainnya diminta untuk mengisolasi di rumah.