Sementara empat cara lain merupakan laporan transmisi jelas dari pilot ke pilot yang bisa saja terjadi saat sebelum, dalam, atau sesudah penerbangan termasuk saat pemberhentian en route (layover).
Tidak ada perumpamaan dugaan transmisi virus corona dari penumpang ke penumpang.
Pemeriksaan yang lebih terperinci oleh IATA dalam pelacakan kontak 1.100 penumpang dalam periode yang sama.
Para penumpang tersebut terkonfirmasi virus corona setelah melakukan perjalanan udara.
Namun, pemeriksaan tersebut juga tidak menemukan transmisi sekunder di antara lebih dari 100.000 penumpang dalam penerbangan yang sama.
Hanya dua kemungkinan kasus yang ditemukan di antara anggota kru.
Terdapat beberapa alasan yang masuk akal mengapa virus corona yang terutama disebarkan melalui tetesan pernapasan (droplet respitory) tidak menghasilkan transmisi dalam pesawat yang lebih banyak.
Ada juga alasan mengapa perjalanan udara berbeda dengan moda transportasi umum lainnya yaitu sebagai berikut:
- Penumpang menghadap ke depan dengan interaksi tatap muka yang terbatas.Kursi menyediakan penghalang untuk transmisi ke depan atau ke belakang (aft) bagian pesawat.
- Aliran udara dari atap ke lantai semakin mengurangi potensi transmisi ke depan dan ke belakang bagian pesawat.
- Terlebih lagi, laju udara tinggi dan tidak kondusif bagi tetesan untuk menyebar dengan cara yang sama dalam ruang lingkup lainnya.
Filter High Efficiency Particulate Air (HEPA) dalam pesawat modern membersihkan udara kabin menjadi seperti kualitas dalam ruang operasi di rumah sakit.
Filter tersebut juga selanjutnya dibantu dengan sirkulasi udara segar yang tinggi.
Terkait kursi tengah yang dikosongkan, jika dilakukan, hal tersebut tidak akan mencapai pemisahan yang direkomendasikan untuk jaga jarak sosial yang efektif.
Sebab, sebagian besar otoritas merekomendasikan jarak 1–2 meter, sementara jarak rata-rata kursi pesawat kurang dari 50 cm.
“Kami membutuhkan vaksin, paspor imunitas, atau tes Covid-19 efektif yang bisa diberikan dalam skala yang besar. Semua hal itu sangat menjanjikan. Namun, tidak ada yang akan direalisasikan sebelum kami harus memulai kembali industri penerbangan,” kata Juniac.
“Maka dari itu, kami harus siap dengan beberapa langkah. Kombinasi yang akan mengurangi risiko penularan dalam pesawat yang sudah rendah," lanjutnya.
Seruan akan langkah jaga jarak sosial dalam pesawat disebut akan menggeser ekonomi penerbangan dengan memotong faktor muatan maksimum menjadi 62 persen.