3. Prasasti kuno dan buku-buku Islam
Terletak di barat daya ruang salat adalah sebuah prasasti kuno yang ditaruh di sebuah paviliun. Prasasti tersebut merupakan replika dari prasasti asli yang disabotase saat terjadi revolusi budaya.
Berdasarkan tulisan yang tertera pada prasasti tersebut, Masjid Huaisheng pernah terbakar dalam sebuah kobaran api besar pada tahun-tahun terakhir Periode Yuan Zhengkui.
Namun, masjid tersebut dibangun kembali oleh seorang jenderal Muslim pada tahun ke-10 periode tersebut (1350).
Selain prasasti kuno, ada juga buku-buku Islam yang berada di salah satu area di masjid. Buku-buku tersebut terdiri dari beberapa majalah dan Al-Quran.
Area tersebut kerap dikunjungi oleh para imam dan pelajar Muslim dari provinsi lain di China.
4. Plakat asal Dinasti Qing
Masjid tersebut memiliki sebuah plakat yang diberikan oleh Kaisar Guangxu dari Dinasti Qing (1901).
Plakat tersebut bertuliskan “Jiao Chong Xi Yu” yang berarti “Islam datang dari Mekah Barat”. Plakat tersebut juga memiliki cap Kaisar Guangxu.
Konon katanya, empat kata yang terdapat pada plakat tersebut ditulis oleh Ibusuri Cixi yang juga dikenal dengan Ibusuri Barat oleh masyarakat di China.
• Lockdown Dilonggarkan, Streetfood di Chinatown Bangkok Kembali Dibuka
• Tempat Wisata Ikonik China, Forbidden City Dibuka Kembali Setelah 3 Bulan Tutup
• 15 Hal yang Dianggap Simbol Keberuntungan dari Berbagai Negara, Termasuk Kelelawar Merah di China
• Fakta Unik Payung, Pelindung Hujan yang Pernah Jadi Simbol Status di China
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masjid Huaisheng, Masjid Tertua di China yang Terkenal dengan Menara Mercusuarnya"