Hal itu selalu berulang setiap harinya.
"Sungguh luar biasa bahwa kita mendapatkan waktu tambahan berlibur ini, namun finansial cukup membebani kami," kata De Freitas seperti dikutip The New York Times.
Usai tinggal di resor tersebut berhari-hari, keduanya pun mendapat kabar pemerintah daerah akan mensubsidi sebagian besar biaya tinggal.
Keduanya dibawa dengan speedboat ke resor bintang lima lainnya.
Hingga kini, mereka belum tahu sampai kapan berada di Maldives. Nasib sama juga dialami sebuah keluarga asal Israel.
Keluarga ini terdampar di salah satu hotel bintang lima di Maldives.
Melansir The Times of Israel, keluarga bernama Elimelech ini mengawali ceritanya tiba di Maldives pada 20 Maret 2020.
"Kami pikir dalam waktu tiga minggu keadaan akan kembali normal kurang lebih. Saya memberitahu istri dan anak-anak bahwa kami tidak pergi berlibur namun bertualang,"kata Nissan Elimelech.
"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi," lanjut Elimelech yang ke Maldives bersama istri dan tiga anaknya
Awalnya, mereka akan kembali ke Israel pada 10 April, namun dibatalkan karena wabah virus.
Lanjut Elimelech, menanggapi wisatawan yang tidak bisa kembali ke negara asalnya, pemerintah Maldives menunjuk sebuah pulau untuk semua pengungsi dari semua resor yang berdekatan dengan subsidi pemerintah.
Pada 2 April 2020, keluarganya beserta 150 wisatawan lain diungsikan ke sebuah pulau resor bintang lima yang disebut Pantai Olhuveli.
Mereka semua membayar hanya 100 dollar AS per malam atau setara Rp 1,5 juta untuk menginap di sana.
Harga tersebut sudah termasuk pesta pantai, olahraga air, kegiatan anak-anak, dan fasilitas lainnya.
"Ada kegiatan sehari-hari, dan ada pesta alkohol juga tiap malam. Ini adalah pulau kecil dengan satu resor. Untuk berjalan mengelilingi pulau dibutuhkan waktu 20 menit. Pemerintah Maldives tahu cara merawat wisatawan," ujarnya.