"Semua turis telah pergi setelah 15 Maret lalu," kata Kitichai.
Thailand juga mengalami krisis pariwisata. Tecatat, pada Februari 2020, terdapat 2 juta wisatawan memasuki Thailand.
Angka tersebut mengalami penurunan 4 persen dari 3,6 juta kunjungan di tahun lalu di bulan yang sama, menurut Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand.
Di sisi lain, pariwisata merupakan salah satu motor utama penggerak ekonomi Thailand, tetapi Covid-19 mendorong Otoritas Pariwisata Thailand untuk memangkas proyeksi tahun ini.
Banyak pengemudi tuk tuk untuk sementara meninggalkan pekerjaan dan kembali ke rumah mereka, dikarenakan penurunan tajam penumpang wisatawan asing.
Lalu pengemudi tuk tuk lain harus menemukan cara untuk bertahan hidup.
Tuk Tuk X menjadi salah satu alternatif bagi mereka, dengan fokus pada usaha kecil dan menengah yang mengandalkan e-commerce untuk bisnis.
Kitichai merasa Tuk Tuk X bisa menjadi solusi bagi pengendara Tuk-tuk saat ini dan bisa membantu orang lain.
Sebab, dengan paket yang dapat dikirim tidak memiliki batasan pada bobot dan kendaraan dapat berhenti di beberapa perhentian dalam satu perjalanan.
Semuanya terangkum dengan satu harga.
"Kami akan mengurus barang dan paket pelanggan, seperti kami akan mengurus barang kami sendiri," kutipan dari halaman Facebook mereka.
• Kunjungan Turis Berkurang, Gajah Thailand Terancam Alami Kelaparan
• Thailand Perpanjang Penangguhan Seluruh Jadwal Penerbangan hingga 18 April 2020
• Imbauan Terkait Penangguhan Penerbangan ke Thailand, Berlaku Mulai 4 April 2020
• Akibat Penyebaran Virus Corona, 4.000 Gajah di Thailand Bisa Kena Imbasnya
• Fakta Unik Grand Hotel Sonnebichl, Tempat Raja Thailand Isolasi Diri Bersama 20 Selirnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tuk-tuk Terkena Efek Corona, dari Angkut Wisatawan Jadi Antar Paket"
Baca tanpa iklan