Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Potret Singapura Saat Terapkan Separuh Lockdown, Tempat Wisata Populer Jadi Sunyi Senyap

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Marina Bay yang biasanya ramai dipadati turis terlihat sepi, Sabtu sore (11/04/2020) di mana hanya terlihat segelintir warga yang sedang berlari atau bersepeda. Untuk melawan pandemi corona terutama kasus infeksi domestik yang melonjak, Singapura menerbitkan Undang-Undang yang melarang segala jenis perkumpulan atau nongkrong sekecil apapun baik di dalam rumah atau di tempat umum.

TRIBUNTRAVEL.COM - Hingar bingar keramaian mendadak hilang di Singapura sejak diberlakukannya kebijakan circuit breaker atau separuh lockdown untuk melawan pandemi virus corona, sejak Selasa (7/4/2020).

Kompas.com yang mengunjungi sejumlah titik pada pekan ini merasakan langsung lumpuh dan matinya negara yang dipimpin Perdana Menteri Lee Hsien Loong tersebut.

Seperti diketahui, Negeri “Singa” telah menerbitkan Undang-undang yang melarang segala jenis perkumpulan atau nongkrong sekecil apa pun baik di dalam rumah atau di tempat umum.

Warga hanya diizinkan keluar untuk keperluan yang esensial misal berbelanja atau membeli makanan.

Berolahraga tetap diizinkan jika dilakukan sendiri atau dengan orang serumah.

Jarak minimal 1 meter juga harus dijaga antarindividu.

Lawan Virus Corona, Pemerintah Singapura Akan Tutup Semua Pantai

Kemudian bisnis-bisnis non-esensial diwajibkan menutup toko hingga 5 Mei mendatang.

Marina Bay khususnya area Taman Merlion yang biasanya penuh sesak terutama pada akhir pekan sunyi senyap.

Hanya terlihat segelintir warga yang sedang berlari atau bersepeda.

Ada juga yang menarik napas sejenak setelah menuntaskan lari sore mereka.

Kendaraan-kendaraan bermotor Singapura yang tidak pernah berhenti lalu-lalang di jalan-jalan utama juga berkurang drastis. 

Bus-bus kota tetap beroperasi seperti biasa mengisi kehampaan di jalan.

Terlihat sesekali mobil atau sepeda motor melintas.

Antrian penumpang yang biasanya memadati stasiun Mass Rapid Transit (MRT) juga hilang bak ditelan bumi. 

MRT terlihat jauh lebih lengang di mana antara satu kursi ke kursi lain dipasang stiker larangan duduk untuk menjaga jarak antara penumpang.

Halaman
12