Travel + Leisure telah berbicara dengan Dr. Mark Gendreau, direktur medis dan wakil ketua kedokteran darurat di Lahey Medical Center-Peabody sekaligus ahli penyebaran penyakit menular terkait perjalanan udara.
Dalam laporan tersebut, Dr. Mark Gendreau mengungkapkan cara kerja pendingin di pesawat dan cara yang bisa dilakukan wisatawan untuk mendapat manfaatnya.
Menurutnya, banyak orang tidak menyadari manfaat dan cara kerja ventilasi di pesawat.
Hal ini menyebabkan banyak penumpang mematikannya selama penerbangan karena dianggap terlalu dingin.
"Sebaigan besar pesawat menggunakan sistem penyaringan udara yang mendaur ulang 50 persen udara di dalam kabin, sehingga penting untuk memanfaatkan AC di atas tempat dudukmu," ungkapnya.
Apalagi, ruang yang lebih kering dan dingin cenderung tidak menyebabkan infeksi sinus dan hidung tersumbat.
Jika kamu duduk di sebelah orang yang bersin atau batuk misalnya, kamu bisa berada dalam bahaya karena aliran oksigen di dalam pesawat 'terperangkap'.
"Virus yang ditularkan melalui udara seperti TBC dan campak dapat ditularkan oleh partikel inti kecil yang menggantung di udara hingga lima jam," kata Gendreau.
Sementara virus terkait infeksi saluran pernafasan biasa dan infeksi saluran pernapasan bagian atas cenderung lebih besar dan lebih berat sehingga jatuh ke lantai agak cepat, namun partikel-partikel ini tetap hidup.
Di sinilah peran AC bekerja.
Menggunakan AC dan menyalakannya pada suhu sedang atau rendah, kamu dapat membuat 'zona penghalang udara' di sekitarmu.
Secara bersamaan, udara dingin ini memblokir partikel-partikel virus dan memaksanya jatuh ke tanah lebih cepat.
Pesawat juga memiliki kelembaban rendah, yang berarti selaput lendirmu dapat mengering selama penerbangan.
Ketika ini terjadi, kamu bisa lebih rentan tertular virus.
Itulah sebabnya menjauhkan virus dari tubuhmu sangat penting.