Ada beragam pilihan tahu yaitu tahu muda, tahu putih, tahu kuning, dan tahu goreng, yang dibanderol dengan harga mulai Rp 12 ribu.
“Tahu di sini bisa awet sampai seminggu hingga sepuluh hari, tanpa bahan pengawet hanya memakai garam. Warna kuningnya dari kunyit. Sedangkan kekenyalan tahu ditentukan dari proses pengepresan untuk menekan kadar air yang terkandung di dalam tahu,” beber Jatmiko.
Di belakang kasir yang bertugas, terdapat panci-panci besar tempat menaruh tahu muda.
Tahu muda adalah kedelai yang sudah dimasak dan diberi biang tahu tapi belum dibentuk kotak menjadi tahu.
Tahu muda ini dibeli para pengunjung untuk bahan membuat perkedel.
Ada pula pegawai yang sibuk membungkus tahu muda menggunakan kain agar berbentuk kotak.
Berbeda dengan tahu pada umumnya, pembentukan tahu menjadi kotak pada tahu serasi dilakukan satu persatu, bukan dalam adonan besar lalu dipotong-potong kotak.
Di bagian lain, ada pegawai yang tengah memipihkan tahu untuk meniriskan air di dalam tahu.
Di dapur bagian dalam pabrik, api-api melumat pantat panci yang berisi adonan kedelai yang dicampur dengan air.
Untuk bagian dapur, pengunjung dilarang masuk karena dikhawatirkan terkena api yang membara.
Selain mencicipi padat dan lembutnya tahu serasi, pengunjung dapat memesan sari kedelai yang merupakan turunan produk dari kedelai.
Sari kedelai di tempat ini dijual dengan harga Rp 5 ribu untuk segelas sari kedelai.
Salah satu pengunjung, Firas Dalil asal Jakarta mengaku baru pertama kali berkunjung ke tempat makan yang menyatu dengan pabriknya sekaligus.
Menurutnya, kedai tahu serasi Shindoro masih mempertahankan cara tradisional.
Ia mengapresiasi hal tersebut.