Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jangan Foto Membelakangi Keraton Yogyakarta dan 6 Aturan Lain yang Harus Dipatuhi Wisatawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alun-alun Lor Keraton Yogyakarta

TRIBUNTRAVEL.COM - Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti mengunjungi Keraton Yogyakarta saat berkunjung ke Indonesia.

Mereka juga berencana mengunjungi beberapa tempat lain di Yogyakarta, di antaranya Kampung Cyber Patehan, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Candi Prambanan.

Berdasarkan pengumuman pihak Kraton Jogja melalui akun Instagram resminya, sehubungan dengan adanya kunjungan tersebut, wisata Kraton Jogja ditutup selama satu hari yaitu Rabu (11/3/2020).

Wisata akan dibuka kembali seperti biasa pada Kamis (12/3/2020).

Khusus untuk Keraton Yogyakarta, tempat tersebut sudah melekat dengan citra wisata di Yogyakarta.

Boleh dibilang, kurang lengkap berkunjung ke kota gudeg ini jika belum ke Keraton Yogyakarta.

Dalam rangka kunjungan raja dan ratu Belanda, Kompas.com merangkum sejarah, wisata sekaligus keunikan dari Keraton Yogyakarta.

Sejarah Keraton Yogyakarta

Dilansir Tribunnews.com, Keraton Yogyakarta adalah sebuah kompleks besar yang dirancang dengan teliti sebagai cerminan kosmologi Jawa.

Keraton dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I secara bertahap, kemudian selesai pada tahun 1790. 

Keraton dibangun menghadap langsung ke arah utara--Gunung Merapi.

Sementara di bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

Lalu, paviliun kompleks Keraton Yogyakarta dibangun menurut kepercayaan kuno dan masing-masing fitur kompleks seperti halaman hingga pohon memiliki arti simbolis khusus berkaitan dengan filsafat Jawa yang luhur.

Peraturan unik 

Keraton Yogyakarta memiliki sejumlah peraturan unik yang harus ditaati para wisatawan.

Halaman
123