Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Tawur Agung Kesanga Prambanan, Tradisi Jelang Perayaan Nyepi di Jogja

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prosesi Upacara Tawur Agung Kesanga di Prambanan

TRIBUNTRAVEL.COM - Ada beragam upacara menjelang perayaan Hari Raya Nyepi, salah satunya adalah Tawur Agung Kesanga Prambanan.

Candi Prambanan merupakan salah satu tempat yang menjadi pusat perayaan Tawur Agung Kesanga di Yogyakarta.

Upacara ini digelar oleh umat Hindu di Jogja sehari sebelum perayaan Nyepi.

Upacara ini merupakan hasil dari ajaran Tri Hita Karana, menyelaraskan hubungan dengan tiga elemen.

Hubungan tiga elemen tersebut yakni manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta.

Tujuan dari Tawur Agung Kesanga sendiri untuk membersihkan dan mewisuda bumi sebelum Nyepi, yakni saat umat Hindu akan melaksanakan Tapa Brata Penyepian.

7 Kuliner Khas Bali untuk Hari Raya Nyepi, Ada Ketongkol hingga Nasi Tepeng

Upacara Tawur Agung Kesanga diawali dengan ritual pengambilan air suci dari situs Istana Ratu Boko yang tak jauh dari Candi Prambanan.

Biasanya, sekitar pukul 09.00 pagi, umat Hindu memulai perayaan Tawur Agung Kesanga dengan prosesi Mendak Tirta, yakni menjemput air suci.

Dalam ritual Mendak Tirta ini, umat Hindu beriringan mengarak berbagai persembahan, umbul-umbul, gamelan dan ogoh-ogoh ke Candi Dewa Siwa.

Candi Dewa Siwa merupakan candi tertinggi dan terbesar di Prambanan.

Sesampainya di Candi Siwa, mereka yang membawa umbul-umbul dan persembahan saja yang masuk ke dalam candi.

Setalah arak-arakan tiba di Candi Dewa prosesi upacara Tawur Agung Kesanga pun dilanjutkan dengan sembahyang dan pertunjukkan tari-tarian.

Prosesi Tawur Agung Kesangan diakhiri dengan membagikan air suci kepada umat dengan cara dipercikan.

Air suci tersebut dipercaya mampu menyucikan hati dan pikiran umat Hindu sebagai tanda siap melangsungkan Tapa Brata Penyepian pada keesokan harinya.

Sesudah upacara Tawur Agung Kesanga masih ada berbagai atraksi yang tidak boleh terlewatkan, yakni festival ogoh-ogoh.

Halaman
12