Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ada Wabah Virus Corona, Pendakian Gunung Everest Ditutup Sementara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Everest

Pada periode yang sama tahun lalu saja, ada sekitar 885 orang yang mendaki puncak Everest. 664 di antaranya berasal dari Nepal dan 241 sisanya dari Tibet.

Pada musim yang ramai tersebut, sekitar 11 orang meninggal di Gunung Everest.

Ekspedisi ke gunung Everest tidaklah murah. Izin Everest dihargai sekitar 11 ribu dollar AS dan total biaya untuk pendakian bisa berkisar antara 30.000-80.000 dollar AS.

Ini akan jadi kali ketiga di satu dekade terakhir di mana Gunung Everest kondisinya kosong.

Para pendaki meninggalkan Gunung Everest setelah gempa bumi tahun 2015 yang memicu longsor salju dan menewaskan 18 orang di base camp sebelum musim pendakian dimulai.

Santa Bir Lama, presiden asosiasi pendakian gunung Nepal mengatakan, pembatalan ini akan mengakibatkan hal yang serius pada industri pariwisata Nepal.

"Ini akan memberikan dampak yang menyedihkan untuk pariwisata dan ekonomi kami. Banyak perusahaan akan menderita bahkan pekerja," kata Lama.

"Namun hal itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan saat ini," lanjutnya.

Banyak pemandu dan staf pendukung yang bergantung pada musim pendakian pendek untuk penghasilan tahunan mereka.

“Akan sangat sulit tahun ini. Tidak hanya Gunung Everest, kami mungkin tidak akan bisa bekerja di gunung lain," kata Temba Bhote, seorang pemandu di Everest.

"Kami semua punya keluarga dan anak. Saat ini harusnya jadi saat kami bisa berpenghasilan yang paling banyak," lanjutnya.

Aturan Mendaki ke Puncak Everest akan Diperketat

Orang yang Selamat dari Kemacetan di Gunung Everest Minta Aturan Pendakian Diperketat

Gletser Everest Mencair Akibat Global Warming, Ratusan Jasad Pendaki yang Terkubur Bermunculan

Banyak Turis Tinggalkan Sampah, Pemerintah China Tutup Base Camp Gunung Everest

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nepal Tutup Pendakian Gunung Everest karena Virus Corona"