Kelima desa itu juga dijadikan nama tiap gate dan panel-panelnya diberi instalasi seni.
"Misalnya pada gate 5 atau gate Jangkaran, ada relief tentang nelayan dan bergambar perahu serta jangkar. Karena masyarakat Jangkaran banyak yang jadi nelayan. Di gate lain ada cerita lainnya lagi," kata Taochid.
Beberapa relief tentang kehidupan sosial budaya masyarakat setempat juga terlihat di terminal kedatangan, di lantai tiga.
Selain itu, Bandara YIA dilengkapi pula dengan banyak ornamen dan instalasi seni bernuansa khas Yogyakarta.
Di antaranya, adaptasi istana air Tamansari dan plengkung gading di lantai dua, motif kawung yang menghiasi banyak sudut, ronce (rangkaian) bunga wijayakusuma, dan lain-lainnya.
Ada juga Pasar Kotagede yang merupakan area komersil khusus UMKM seluas 1.500 meter persegi.
Menurut Taochid, pihaknya memang ingin menampilkan wajah Yogyakarta di bandara ini.
Artwork di sektor interior menjadi kekuatan utama untuk memunculkannya.
Bahkan, nilai pengerjaannya cukup fantastis, sekira Rp60 miliar secara keseluruhan.
Pihaknya menggandeng para seniman untuk mengerjakannya.
"Semuanya mencirikan Yogyakarta. Karena, bandara jadi pintu gerbang masuk keluar penumpang ke suatu daerah.
Makanya, bandara ini juga harus memunculkan ciri khas Yogyakarta itu.
Istilahnya, sebelum ke Yogya, bisa melihat bandaranya dulu," kata dia. (TRIBUNJOGJA.COM)
• Layani Angkutan dari dan ke Bandara YIA, Damri Berikan Tarif Promo Rp 25 Ribu
• Kemenhub Beri Subsidi untuk Damri di Bandara YIA yang Beroperasi Mulai 29 Maret
• 5 Rute Damri Bandara Internasional Yogyakarta YIA, Termasuk ke Borobudur
• Melihat Keunikan Underpass YIA, Terowongan Terpanjang dengan Perpaduan Infrastruktur dan Budaya
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Nuansa Pesisir di Bandara YIA