Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ekosistem Terumbu Karang Perlahan Terancam Rusak, Ini Penyebabnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Spesies penyu laut yang hidup di Taman Karang Great Berrier.

 TRIBUNTRAVEL.COM - Aktivitas manusia dan polusi lingkungan perlahan terus mengancam kelestarian terumbu karang.

Sebuah studi, seperti melansir Science Daily, Rabu (26/2/2020), dilakukan para peneliti di UC Santa Barbara, para ilmuwan menemukan penyebab dari makin meluasnya pemutihan karang yang terjadi di lautan.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti menyampaikan karang pembentuk terumbu karang memiliki alga yang menguntungkan di dalam jaringannya.

Alga atau ganggang berperan sebagai pelindung bagi karang dari nitrogen, yang dapat memberikan kerusakan.

Namun, suhu air laut makin hangat dan mulai memberikan perubahan pada adaptasi ekosistem ini.

Pada suhu yang lebih tinggi, fotosintesis ganggang menjadi terlalu cepat, dan keseimbangan kimia antara karang dan ganggang rusak.

7 Tempat Buka Puasa di Semarang, Ada Kampung Laut hingga Pesta Keboen

Akibatnya, pada titik tertentu karang mengeluarkan senyawa dalam proses yang dikenal sebagai pemutihan.

Karang dapat bertahan sementara tanpa alga atau ganggang, maka pemulihan akan mungkin terjadi, jika kondisi kembali normal dengan cepat. 

Namun, dengan tidak adanya ganggang sebagai mitra simbiosisnya, karang pada akhirnya akan cepat mati karena proses pemutihan karang berlangsung makin cepat.

Percobaan yang dilakukan di laboratorium, serta studi di lapangan, para peneliti melihat polusi nitrogen seperti pupuk, limpahan limbah dapat memperburuk pemutihan.

Para ilmuwan di UC Santa Barbara menyelidiki efek nitrogen pada pemutihan karang.

Penelitian itu mengambil lokasi di pulau Moorea di Polinesia Perancis dan telah mensurvei 10.000 karang di sekitar pulau Moorea selama gelombang panas moderat pada 2016.

Gelombang panas dan polusi nitrogen

Karena konsentrasi nitrogen berfluktuasi secara alami dalam air laut, para peneliti mengambil sampel dari Turbinaria ornata, alga besar yang biasa ditemukan di terumbu karang di sekitar Moorea.

Ini memberikan catatan tentang nitrogen yang tersedia untuk karang pada bulan-bulan menjelang gelombang panas.

Halaman
12