8. Pramugari Harus Fleksibel
Operasional maskapai berlangsung setiap hari tanpa henti, hampir 24 jam.
Di penerbangan long haul alias jarak jauh, mereka harus berada di dalam kabin lebih dari 14 jam.
Rata-rata pramugari bekerja 65 hingga 90 jam terbang per bulan, ditambah rata-rata 50 jam melakukan persiapan dan menunggu hingga jam terbangnya dihitung.
Untuk mereka yang terbiasa bekerja di lingkungan kantor, hal ini sangat melelahkan.
9. Kenyamanan vs Keamanan
Yang nyaman tak selalu aman.
Di satu sisi pramugari harus memastikan seluruh penumpangnya mendapatkan kenyamanan terbaik, namun di sisi lain faktor keamanan tentu akan mengurangi kenyamanan mereka.
Ini sering menjadi dilema tersendiri bagi pramugari.
10. Dibayar Hanya Sesuai Jam Terbang
Rata-rata maskapai, baik di Indonesia maupun di luar negeri, hanya memberikan gaji pramugari sesuai jam terbang yang mereka lakoni.
Bagaimana jika terjadi keterlambatan atau penerbangan yang dibatalkan, apakah masuk hitungan jam terbang?
Tidak! Jam terbang dihitung saat pesawat mulai didorong mundur (push back).
11. Pramugari Bukan Profesi yang Cocok Bagi Para Penyuka Rutinitas
Tiap penerbangan, walau dengan tujuan yang sama, akan selalu menjadi pengalaman yang berbeda.