TRIBUNTRAVEL.COM - Perayaan Hari Raya Galungan di Bali dilakukan dengan beragam upacara adat dan tradisi.
Mulai dari memasang penjor, penampahan, ngejot, hingga ngelawang barong.
Tradisi Ngelawang merupakan sebuah ritual tolak bala yang dilakukan dengan berkeliling banjar atau desa sambil menarikan barong dari rumah ke rumah.
Ngelawang biasanya melibatkan sekelompok orang mulai dari anak-anak hingga dewasa dan terdiri dari 8 sampai 15 orang.
Dua orang dari rombongan tersebut harus menari sambil memakai seperangkat pakaian barong.
Wujud barong yang digunakan adalah barong bakung.
• Ngurek, Tradisi Melukai Diri Saat Perayaan Galungan di Bali
Barong bakung memiliki wujud seperti babi dengan kulitnya yang berwarna hitam.
Nantinya para penonton yang menyaksikan akan memberikan sedekah atau yang disebut punia.
Punia tersebut merupakan wujud bentuk imbalan dan terimakasih.
Asal Usul Tradisi Ngelawang
Ngelawang berasal dari mitologi Dewi Ulun Danu yang berubah menjadi raksasa yang membantu penduduk desa untuk mengusir roh-roh jahat.
Dahulu Tradisi Ngelawang ini sangat sakral sehingga apabila bulu-bulu barong jatuh tercecer, maka warga akan memungutnya dan menjadikannya sebagai benda yang bertuah.
Pelaksanaan Tradisi Ngelawang
Tradisi Ngelawang di Bali diadakan setiap 6 bulan sekali di antara Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Saat perayaan Galungan, anak-anak akan mengarak barong dari satu rumah ke rumah lain dengan diiringi suara gamelan.
Baca tanpa iklan