Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ngurek, Tradisi Melukai Diri Saat Perayaan Galungan di Bali

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Ngurek saat Hari Raya Galungan di Bali.

Tepatnya saat raja ingin membuat pesta syukuran kepada Sang Pencipta sekaligus menyenangkan hati para prajurit.

Beberapa Tradisi Unik Saat Hari Raya Galungan

Saat Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali tak hanya melakukan tradisi Ngurek.

Berikut delapan tradisi saat Hari Raya Galungan yang bisa traveler saksikan:

1. Memasang penjor

Ilustrasi kolase foto penjor untuk Hari Raya Galungan di Bali, Senin (17/2/2020). (Instagram/@kusumajanur dan @putuindraadityakurniawan)

Mengutip dari Bali Spirit, Hari Raya Galungan dan Kuningan biasanya ditandai dengan adanya penjor atau janur kuning yang dipasang di sepanjang jalan.

Penjor biasanya terbuat dari batang bambu yang dihiasi dengan daun kelapa, padi, dan kotak khusus untuk sesaji yang disebut canang.

Diwartakan Tribun Bali, penjor merupakan lambang Bhatara Mahadewa yang beristana di Gunung Agung atau Bhatara Siwa.

Penjor-penjor tersebut ditancapkan di depan pintu masuk saat Penampahan sore agar saat Galungan masih dalam keadaan segar.

2. Memotong babi

Sehari sebelum Hari Raya Galungan, umat Hindu akan merayakan Penampahan.

Pada saat Penampahan, umat Bali akan menyembelih babi sebagai wujud syukur.

Menurut Wakil Ketua PDHI Bali Pinandita Ketuk Pasek Swastika, memotong babi saat Penampahan bermakna untuk mengalahkan sad ripu atau enam sifat manusia, seperti dilansir dari Tribun Bali.

Daging babi tersebut tidak dinikmati, namun juga dihaturkan kepada Tuhan karena semuanya itu ciptaan-Nya.

"Memotong babi wajib saat Penampahan kalau terkait dengan Galungan," tambah Pinandita.

Halaman
1234