Penasaran kenapa restoran Jepang tidak menerima tip dari pelanggan untuk pelayannya?
Dirangkum TribunTravel dari laman Soranews24, Senin (3/2/2020), ini 5 alasan mengapa restoran Jepang tidak menerima tip dari pelanggan.
1. Memberi tip bukanlah bagian dari budaya Jepang.
Banyak buku kebudayaan Jepang yang mengklaim pemberian tip dianggap tidak sopan di Jepang.
Misalnya, kamu beli buah harganya 18 dolar dan membayar dengan uang 20 dolar.
Ada uang kembalian 2 dolar untukmu, tapi kamu berikan pada petugas kasir dengan mengatakan, "ambil saja kembaliannya."
Cara seperti ini sangat umum dilakukan oleh negara Barat.
Memberi tip untuk pekerja jasa tertentu sangat umum dilakukan, termasuk pada supir taksi, pelayan restoran dan petugas hotel.
Tidak demikian dengan Jepang.
Mereka memberlakukan aturan bahwa tidak ada pekerjaan di sektor jasa yang memerlukan pemberian tip, sehingga pengusaha harus menawarkan upah per jam yang cukup tinggi agar mereka mau bekerja sebagai pramusaji.
2. Jepang memiliki aturan pseudo-tipping.
Di banyak restoran Jepang, setelah tamu duduk, maka secara otomatis akan dihidangkan hidangan pembuka porsi kecil.
Eits, tapi ini bukan sambutan gratis.
Hidangan pembuka ini disebut otoshi, yang harus kamu bayar, baik kamu inginkan maupun tidak.
Otoshi biasanya dihargai sekitar 500 yen per orang, tergantung jenis restorannya.