Iripa mengatakan mereka meminta pengembalian dana tetapi hanya ditawari perbedaan antara kursi kelas ekonomi dan bisnis, masing-masing 1.250 dolar Selandia Baru.

Dia juga mengatakan sementara maskapai penerbangan telah meminta maaf dan menawarkan 450 dolar Selandia Baru, dia tidak berpikir itu cukup berdasarkan pada bagaimana dia dan putrinya diperlakukan.

Flight Center, agen perjalanan yang dipesan keluarga Iripa menawarkan pengembalian uang penuh.

Seorang juru bicara maskapai, Wayne Cochrane, mengatakan jika Iripa dan putrinya tidak diizinkan duduk di kelas bisnis karena jenis pesawat yang mereka tumpangi.

Jenis pesawat yang mereka gunakan adalah Boeing 787-900 Dreamliner.

Jenis pesawat ini memiliki sabuk pengaman airbag di kelas bisnis yang tidak bisa dapat diperpanjang untuk memenuhi semua bobot tubuh penumpang.

"Sabuk pengaman ekstensi yang biasanya digunakan untuk mengakomodasi penumpang yang terlalu besar tidak dapat dipasang ke sabuk pengaman airbag; oleh karena itu penumpang yang tidak dapat memenuhi sabuk pengaman airbag standar tidak dapat dibawa dalam kelas bisnis," kata Cochrane.

"Karena masalah ini menyangkut keselamatan penumpang, saya yakin kamu akan mengerti kami tidak dapat berkompromi dalam hal ini."

Pada 2018, Thai Airways melarang penumpang dengan pinggang lebih dari 56 inci untuk terbang di kelas bisnis karena sabuk pengaman di kelas bisnis tidak dapat melampaui itu.

• Antisipasi Wabah Virus Corona, Penumpang Pesawat dari China Jalani Pemeriksaan di Bandara Soetta

• 9 Perilaku Penumpang Pesawat yang Paling Menjengkelkan Menurut Pramugari

• Viral di Medsos, Penumpang Pesawat Gunakan Ventilasi di Penerbangan untuk Keringkan Sepatu

• 4 Kelakuan Jorok Penumpang Pesawat, Sentuh Layar Hiburan Pakai Kaki hingga Bikin Kotor Toilet

• Mabuk dan Serang Awak Kabin, Penumpang Pesawat Asal Inggris Ini Dipenjara

TribunTravel/Ambar Purwaningrum