Sementara itu, Lembaga Konservasi Margasatwa yang bermarkas di New York, menyerukan agar diakhiri semua pasar satwa liar, tidak hanya di China.
Penyakit zoonosis, atau yang berasal dari spesies lain, sebenarnya tidak hanya dari perdagangan satwa liar saja.
Pasalnya, rabies endemik dari berbagai spesies juga menjadi penyebab kematian terbesar di negara berkembang.
Tetapi, jika ditambah dengan spesies hewan liar, maka meningkatkan risiko penyakit bermutasi dan tumbuh lebih ganas saat mereka menyebar di pasar tanpa pengawasan, ungkap para ahli.
Munculnya penyakit semacam itu adalah 'permainan angka,' kata Christian Walzer, direktur eksekutif program kesehatan Wildlife Conservation Society.
"Jika pasar ini bertahan dan konsumsi manusia terhadap satwa liar ilegal tidak diatur, maka masyarakat akan terus menghadapi risiko munculnya virus baru, yang berpotensi lebih mematikan dan menjadi sumber penyebaran pandemi di masa depan," katanya.
Para peneliti belum mengumumkan sumber pasti penyebab wabah ini.
Tapi, satu langkah pertama yang diambil oleh otoritas Wuhan adalah menutup Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, tempat 41 kasus pertama berasal.
Di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai ada pasar yang melayani para pecinta hewan eksotis untuk dikonsumsi, atau Ye Wei yang artinya 'rasa liar'.
Sebuah foto yang beredar di media sosial memperlihatkan daftar menu dari penjual di pasar Wuhan yang disebut 'Wild Game Livestock for the Masses'.
Daftar tersebut menunjukkan lebih dari 110 spesies dijual di sana.
• 6 Kuliner Ekstrem di China dari Hewan Tak Lazim, Ada Ceker Buaya hingga Tarantula
• Fakta Wabah Virus Corona yang Sebabkan 41 Orang Tewas dan Menginfeksi Hampir 1.300 Lainnya
• Selain Corona, 9 Virus Mematikan yang Pernah Lumpuhkan Hong Kong dan Asia
• Cegah Penyebaran Wabah Virus Corona, Forbidden City di Beijing, China Ditutup untuk Wisatawan
• Shanghai Disneyland hingga 17 Toko Uniqlo di Wuhan Tutup Akibat Virus Corona
TribunTravel.com/rizkytyas