Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Cap Go Meh, Festival yang Diadakan pada Hari ke-15 Setelah Imlek

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

A Jung, Tatung senior di Singkawang ikut ambil bagian dalam pawai puncak Cap Go Meh.

Pada masa Dinasti Han itu, biksu Budha harus membawa lentera untuk ritual.

Lentera itu kemudian diterbangkan sebagai symbol melepas nasib buruk di masa lalu dan menyambut nasib baik di masa depan.

Karena itulah saat perayaan Cap Go Meh, kita bisa melihat banyak hiasan lentera.

Kadang-kadang ada juga tempat perayaan Cap Go Meh yang melepaskan lentera bersama-sama.

Berakhirnya Larangan-Larangan Imlek

Dalam kepercayaan budaya Tionghoa, ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan selama tahun baru Imlek.

Beberapa hal yang dilarang ini dipercaya bisa menghilangkan keberuntungan atau membawa nasib buruk, seperti membersihkan atau menyapu rumah saat tahun baru Imlek, memotong rambut, dan yang lainnya.

Saat Cap Go Meh, larangan untuk hal-hal di atas akan berakhir.

Ini karena Cap Go Meh merupakan penanda berakhirnya perayaan Imlek.

Apa Saja yang Khas di Perayaan Cap Go Meh Indonesia?

Ada banyak sekali daerah di Indonesia yang memiliki perayaan Cap Go Meh yang meriah.

Salah satu perayaan Cap Go Meh yang terkenal adalah ritual Pawai Tatung di Singkawang, Kalimantan Barat.

Dalam ritual itu, ada pembakaran replika naga yang bermakna penolakan bala atau nasib buruk untuk seluruh penduduk kota.

Di Pulau Jawa juga ada makanan khas Cap Go Meh, yaitu Lontong Cap Go Meh.

Lontong Cap Go Meh ini adalah makanan hasil budaya Peranakan Tionghoa-Jawa.

Halaman
123