Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral Pembeli Protes Hidangan 2 Ayam Harganya Rp 800 Ribu, Ini Penjelasan Pemilik Rumah Makan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pinta br Aritonang (kanan), pengusaha rumah makan Malau, berfoto bersama salah satu stafnya saat ditemui Tribun Medan, Kamis (16/1/2020) dan Foto nota pembeli senilai Rp 800 ribu

TRIBUNTRAVEL.COM - Usaha Rumah Makan  (RM) Napinadar Malau di tepi jalinsum Medan-Sidikalang Km 15, Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi viral di media sosial.

Rumah makan yang hanya menyajikan kuliner khas Batak ayam napinadar ini diviralkan oleh warga yang baru makan di situ lantaran dinilai kemahalan.

Untuk makan dengan lauk dua ekor ayam, disebutkan si pemilik rumah makan meminta Rp800 ribu.

Tribun Medan mengonfirmasi kebenaran hal ini ke lokasi.

Pantauan Tribun Medan, Kamis (16/1/2020), suasana di rumah makan Malau terlihat lengang.

Saat itu, ada empat meja terisi sepuluh konsumen yang ingin makan napinadar.

Lambok Malau (35), anak pengusaha rumah makan Malau kepada Tribun Medan mengatakan, harga normal ayam napinadar per potong ialah Rp25 ribu, sedangkan per porsi (termasuk nasi, nasi tambah, potongan timun dan tomat, serta kuah sop) Rp35 ribu.

Ayam yang digunakan, lanjut Lambok, ialah ayam kampung.

Satu ekor ayam kampung dapat dibagi menjadi 14 potong daging.

"Jadi, ayam dua ekor menghasilkan 28 potong daging.

Berhubung saat itu suasana libur Tahun Baru dan di Dairi sedang mewabah penyakit babi, harga ayam kampung melambung tinggi di pasar.

Harga satu ekor ayam kampung bisa tembus Rp120 ribuan saat itu," kata Lambok, Kamis (16/1/2020).

Karena itu, satu porsi ayam napinadar naik menjadi Rp40 ribu.

Selanjutnya, Lambok menyebut, orang yang memviralkan merupakan rombongan terdiri atas 10 orang.

Mereka memesan dua ekor ayam dan habis.

"Mereka makan 10 orang. Masing-masing sepotong, berarti sudah Rp400 ribu.

Sementara, dua  ekor ayam kan 28 potong, ada sisa lagi 18 potong. 18 kali Rp25 ribu, Rp450 ribu. Jadi, Rp850 ribu harusnya membayar. Masyarakat luas kan tidak tahu apa yang mereka tambah selama makan," beber Lambok.

Halaman
1234