Organ menghasilkan suara yang yang berasal dari alat pompa dan tanpa listrik. Gereja GPIB Immanuel berada di Jalan Medan Merdeka Tim., Gambir, Jakarta Pusat.
3. Gereja Santa Theresia
Tahun 1933, arsitek J. Th. Van Oyen ditugaskan pengurus Gereja Katedral Jakarta untuk membangun gedung gereja St.Theresian. Gereja tersebut dibangun tanpa tiang penyangga di tengah-tengah agar altar dapat terlihat dari segala arah.
Gereja bergaya Eropa ini selesai dibangun pada tahun 1934. Gereja dengan atap yang tinggi dan tidak memiliki penyangga menambah sejuk area dalam gereja.
Dalam gereja dihiasi dengan jendela kaca yang warna-warni, sehingga saat cahaya menembus masuk akan menghasilkan cahaya berbeda-beda.
Gereja Theresia mempunyai 3 pintu. Di atas setiap pintu terdapat jendela besar. Jendela besar di atas pintu utama menggambarkan St.Theresia.
Sementara di atas pintu samping menggambarkan St.Ignatius de Loyola (pendiri Serikat Jesus) dan St. Fransiscus Xaverius (pelindung Misi).
Di belakang altar pun terdapat jendela yang ukurannya lebih kecil dari jendela-jendela yang disebutkan di atas.
Jendela-jendela ini berjumlah 13 di mana yang ditengah menggambarkan Yesus dan kanan kirinya menggambarkan ke dua belas Rasul.
4. Gereja Santa Maria De Fatima
Sekilas, gereja ini seperti vihara empat ibadah bagi pemeluk agama Buddha.
Jika memasuki kawasan ini, kamu akan disambut dengan warna merah, kuning dan emas.
Dua patung macan yang khas dengan ornamen vihara berjejer di depan pintu masuk gereja.
Gereja dengan atmosfer oriental ini berdiri di kawasan Glodok, Jakarta Barat.
Kawasan tersebut dikenal sebagai salah satu kawasan pecinan atau China Town di Jakarta.
Baca tanpa iklan