"Saya sekolah di SMK Negeri 8 ambil jurusan tari, kemudian tahun 1998 pergi ke Jepang untuk menari, dan waktu itu visanya cuma 6 bulan, setelah itu pulang," kata Nurul.
"Ketemu dia (Hada) di Jepang, dia lihat saya (menari), waktu saya pulang, dia juga ikut ke sini, itu pertama kali dia main ke sini," imbuhnya membeberkan.
Hada dan Nurul memutuskan menikah pada tahun 2002 di Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Surakarta dan sudah dikaruniai empat orang anak.
"Saat itu, proses nikahnya susah, sempat ada yang tidak percaya surat ini (surat nikah) benar-benar dari kedutaan, sempat juga suruh menerjemahkan ke Inggris atau apa dulu cukup susah karena beda negara," tutur Nurul.
Nurul mengatakan, Hada sudah memutuskan masuk Islam saat menikahinya atas kehendaknya sendiri.
"Dia sudah masuk Islam, saat menikah sama saya, lewat Departemen Agama Kota Surakarta, nikahnya di KUA Surakarta," katanya.
"Sampai sekarang masih belajar terus di Bekonang, pernah ditertawakan anak-anak kecil, kadang dia malu juga, diajarin salat orang-orang di desa," tambahnya.
Setelah menikah, Nurul dan Hada memutuskan untuk menetap di Jepang selama kurang lebih 14 tahun sebelum akhirnya tinggal di Indonesia.
"Saya duluan pulang sama anak-anak ke Indonesia tahun 2016, pada tahun 2017, dia baru kesini karena baru pensiun tahun itu," ujar Nurul.
"Anak-anak saya bawa ke sini, ke rumah saya yangvada di bekonang, anak-anak saya ada empat umurnya 18 tahun, 16 tahun, 12 tahun, dan 7 tahun," tandasnya.
Artikel ini diedit berdasarkan berita di Tribunsolo.com dengan judul Viral, Warung Takoyaki Sempit di Pucang Sawit Solo yang Selalu Ludes Dalam 2 Jam, Apa Istimewanya?
Baca tanpa iklan