Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Unik di Balik Monumen Berbahasa Jepang di Candi Mendut

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Candi Mendut

TRIBUNTRAVEL.COM - Pernahkah kamu berkunjung ke Candi Mendut di Magelang?

Di sana, bukan hanya ada Candi Buddha peninggalan Dinasti Syailendra, tapi ada juga monumen yang bertuliskan huruf Jepang.

Wah, kok, bisa ada monumen berbahasa Jepang di Candi Mendut, ya?

Yuk, cari tahu sejarahnya!

Dengan Rute Candi Mendut Menuju Candi Borobudur, Kirab Waisak Jadi Tontonan Wisatawan di Magelang

Diambil dari Grobogan, Api Dharma Disemayamkan di Candi Mendut Magelang

TONTON JUGA


Kisah di Balik Monumen Berbahasa Jepang di Candi Mendut

Jurnalis Kompas.com beberapa waktu lalu berkesampatan untuk mencari tahu kisah di balik monumen berbahasa Jepang di Candi Mendut dari Louie Buana.

Louie Buana adalah anggota Tim Ahli Penyusun Narasi Legenda Borobudur Universitas Gadjah Mada.

Alkisah, tahun 1970-an ada seorang Ibu di Jepang yang memiliki anak perempuan yang lumpuh.

Saat itu kelumpuhan si anak tidak tersembuhkan meski sudah berobat ke mana-mana.

Ibu itu adalah Shizuko Miyagawa.

Shizuko ini menganut kepercayaan Buddha Shingon, salah satu aliran kepercayaan agama Buddha di Jepang.

Suatu hari, Shizuko mendapatkan ilham untuk pergi ke daerah Mendut.

Prasasti ungkapan terima kasih berbahasa Jepang di Candi Mendut (Nicholas Ryan Aditya/Kompas.com)

Shizuko pun pergi ke Candi Mendut dan beribadah di sana.

Saat itu, ia berjanji apabila anaknya sembuh, maka ia akan membangun sebuah persembahan sebagai ungkapan terima kasih.

Halaman
12