Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengapa Pesawat Komersial Tidak Sediakan Parasut untuk Keselamatan Penumpang?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terjun payung

Yang satu adalah masalah hidup dan mati, dan yang lainnya, meskipun sangat berisiko, adalah jenis olahraga petualangan.

Skydivers tahu di mana mereka akan melompat, apa yang harus mereka lakukan, dan kapan mereka harus melakukannya.

Bahkan sedikit perubahan kondisi cuaca dapat menyebabkan semuanya dibatalkan.

2. Pesawat komersial tidak dirancang untuk skydiving.

Terjun payung (experience day)

Pesawat yang digunakan untuk terjun payung cenderung jauh lebih kecil daripada pesawat komersial, dan mereka dikosongkan segera setelah skydivers melompat.

Di sisi lain, pesawat militer berukuran besar dan memiliki tanjakan di bagian belakang.

Penerjun payung menggunakan jalan ini untuk melompat dengan aman sambil menghindari badan pesawat (badan utama pesawat).

Pesawat komersial, bagaimanapun, tidak memiliki standar itu.

Melompat keluar dari pesawat komersial sangat berisiko karena penerjun dapat dengan mudah menabrak badan pesawat, terutama sayap dan ekor.

3. Pesawat komersial terbang tinggi dan cepat.

Ilustrasi pesawat (Airbus)

Seperti disebutkan di atas, skydives direncanakan dengan cermat, dan ketinggian lompatan adalah satu detail yang paling penting.

Titik tertinggi yang akan dicapai oleh pesawat skydiving adalah 15.000 hingga 16.000 kaki.

Pesawat komersial, di sisi lain, terbang dengan ketinggian rata-rata 35.000 kaki di atas tanah.

Pada ketinggian ini, suhu turun secara signifikan dan udara untuk bernapas menjadi langka.

Bahkan jika penumpang berhasil melompat keluar dari pesawat dengan aman, mereka harus mengenakan HALO, atau peralatan ketinggian tinggi, yang terdiri dari tabung oksigen, regulator, masker, altimeter, helm balistik, dan setelan penerbangan.

Halaman
1234