TRIBUNTRAVEL.COM - Pesawat militer, seperti jet tempur, memiliki beberapa parasut yang dapat digunakan penumpang di saat keadaan darurat yang ekstrem.
Dalam situasi seperti itu, melompat keluar dari pesawat mungkin merupakan satu-satunya pilihan mereka untuk bertahan hidup.
Di sisi lain, pesawat komersial, seperti Boeing 737, dapat mengangkut sebanyak 200 penumpang.
Pesawat ini setiap hari melakukan perjalanan dari titik A ke titik B.
• Jarang Disadari, 6 Hal yang Terjadi Pada Tubuh saat Naik Pesawat Terbang
• Penumpang Berteriak Pesawat Akan Jatuh, Pesawat Ini Terpaksa Mendarat Darurat
TONTON JUGA
Lalu yang menjadi pertanyaannya kini, mengapa maskapai komersial tidak menyediakan parasut di pesawat untuk keselamatan penumpang?
Berikut TribunTravel merangkum dari unbelievable-facts.com, alasan pesawat tidak menyediakan parasut untuk keselamatan penumpang.
1. Sebagai permulaan, sebagian besar penumpang reguler tidak memiliki pelatihan parasut yang diperlukan.
Film action yang kita tonton selama ini ingin membuat kita percaya bahwa melompat keluar dari pesawat terbang tidak membutuhkan apa-apa selain keberanian.
Pada kenyataannya, terjun payung sangat kompleks, dan itu membutuhkan pelatihan profesional berjam-jam.
Bahkan bentuk terjun payung paling dasar, yang dikenal sebagai terjun payung tandem (di mana kamu terikat dengan seorang ahli), mengharuskan kamu menjalani setidaknya satu jam pelatihan.
Di lain pihak, terjun bebas yang dipercepat atau AFF adalah bentuk terjun payung paling berisiko.
AFF dilakukan pada 10.000 hingga 13.000 kaki di atas tanah.
Untuk melakukan ini, kamu akan memerlukan pelatihan yang lebih khusus dan banyak percobaan.
Selain itu, melompat keluar dari pesawat dalam keadaan darurat dan terjun payung untuk bersenang-senang bukanlah hal yang sama.
Baca tanpa iklan