Usaha tersebut mulai berbuah manis. Ikan-ikan mulai mencium kehadiran terumbu karang.
Setelah itu, Agung mulai membangun faktor amenitas di Desa Pemuteran yang ketika pada tahun 1989 ditinggali oleh 1.756 kepala keluarga.
"Setelah itu, saya mulai membangun amenitas pariwisata. itulah homestay pertama. Tahun 1990 belum ada homestay," ungkapnya.
Pada tahun 1992, I Gusti Agung Prana mendirikan hotel yang pertama kali di Desa Pemuteran, yakni Hotel Pondok Sari.
Ia mengungkapkan masyarakat nelayan yang melakukan penangkapan ikan yang merusak terumbu karang mulai beralih profesi menjadi tenaga pembangunan sementara.
"Sebelum hotel selesai, ada wisatawan asing yang ingin masuk. Itu hotel sekitar 90 persen selesai. Ada yang pake motor dan jip. Mereka senang sama alam di Pemuteran. Bahkan dulu belum ada listrik," katanya.
Wisatawan asing mulai datang.
Pada awalnya, wisatawan asing datang dari Amerika, Australia, dan Perancis. Mereka adalah wisatawan yang datang secara pribadi tanpa menggunakan agen perjalanan.
"Mereka yang datang mendambakan kesunyian dan kesepian alam Bali," tuturnya.
Hingga saat ini, Desa Pemuteran telah memiliki hampir sekitar 1.000 kamar yang berbentuk hotel, resort, dan homestay. Agung mengatakan homestay milik masyarakat selalu diminati oleh wisatawan.
Kini Pantai Pemuteran ramai dikunjungi wisatwaan asing.
Agung mengatakan 90 persen wisatawan yang datang ke Pemuteran adalah wisatawan asing. Sisanya, 10 persen adalah wisatawan nusantara.
Di sini turis biasanya asyik berjemur dan sambil membaca.
Sepi, tidak riuh dengan suara orang berjualan, suara-suara turis mabuk di tepi pantai atau gelak tawa yang terlalu kencang.
Sangat beda dengan pantai-pantai Bali yang terkenal ramai.
                           Baca tanpa iklan