Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Kuliner

Mencoba Tan Keng Chu, Roti Kesukaan Tentara Belanda di Zaman Kolonial

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menu Toko Roti Tan Keng Chu

Namun pada tahun 1963, masuk terigu dari Singapura dan lama kelamaan keluar tepung terigu lokal.

Akhirnya Toko Roti Tan Keng Chu memutuskan menggunakan terigu lokal hingga kini.

Proses pembuatan

Toko roti yang berada di jalan HOS Cokro Aminoto No. 95, Muka, Cianjur, Kabupaten Cianjur ini masih mengunakan alat penggiling adonan dan oven kuno dari zaman Belanda.

Mulyana mengaku bahwa setiap alat pengolahan dipertahankan.

Ja rela untuk memperbaiki jika mesin penggiling yang berusia hampir 100 tahun itu rusak.

Mulyana pewaris Toko Roti Tan Keng Chu berdiri di samping mesin penggiling yang sudah berusia hampir 100 tahun.(KOMPAS.com / Gabriella Wijaya)

“Mesin penggiling dan oven dari zaman Belanda, jadi saya tidak pernah beli mesin begitu. Sudah tidak ada. Kalau rusak dibetulkan. Karena memang mau dipertahankan mesin itu,” jelasnya.

Proses pembuatan roti yang dijalani dari 1926 masih diterapkan sampai sekarang.

Proses diawali dengan pengilingan dengan mesin yang sudah sangat tua, roti didiamkan agar mengembang dan ditonjok untuk mengeluarkan udara dalam adonan.

Adonan roti kemudian diberi isian seperti cokelat, ayam, nanas.

Setelah itu dimasukan ke dalam oven. Jika sudah matang langsung dikemas dan siap dijual kepada pengunjung. Proses pembuatan roti bisa memakan waktu 4 jam.

Roti yang paling diminati adalah roti manis.

Roti manis memiliki citarasa yang sederhana tetapi bisa membuat penikmatnya ketagihan. Roti ini juga salah satu roti yang sudah ada sejak dulu.

Tekstur yang empuk dan rasa yang manis membuat roti manis Tan Keng Chu seperti ingin menikmati lagi dan lagi.

Seperti namanya, roti manis didominasi dengan rasa manis, terlihat dari taburan gula pasir yang ada di atas roti.

Halaman
1234