Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Melalui 3 Hal Ini Pilot Bisa Deteksi Terjadinya Turbulensi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pesawat terbang

Jika terdapat awan Cumulus vertikal yang tinggi, dan semakin tinggi, kemungkinan ada turbulensi di sekitarnya.

Semakin tinggi dan cepat awan berkembang, semakin buruk guncangan turbulensi yang ada, terutama di area awan itu sendiri.

Contoh terburuknya adalah adanya badai.

Turbulensi dalam badai berbahaya, sebab dapat merobek badan pesawat.

Ilustrasi Pilot mengemudikan pesawat (unsplash/jonflobrant)

5 Pantai Eksotis di Jakarta untuk Liburan Akhir Pekan Seru

5 Pantai Eksotis di Jakarta untuk Liburan Akhir Pekan Seru

2. Hari yang panas

Hari yang panas atau konveksi, berarti udara panas sedang naik, dan sebaliknya, udara dingin pun turun.

Inilah yang menyebabkan terbentuknya turbulensi.

Bergantung pada temperatur dan ketinggian pesawat, turbulensi bisa sangat mengganggu.

3. Angin

Faktanya, hembusan angin dapat 'tersandung', terutama angin yang menuruni pegunungan, yang seringkali bermil-mil jauhnya.

Angin bahkan bisa bergejolak dan menimbulkan turbulensi di atas gunung, karena angin terdorong untuk naik mengikuti sisi gunung.

Dengan sedikit pengecualian, sebagian besar turbulensi sebenarnya tidak berbahaya, setidaknya untuk pesawat terbang.

Pilot sudah sangat tahu bagaimana menghadapi turbulensi.

Yakni dengan memperlambat kecepatan pesawat dan/atau atau mengubah ketinggian.

Namun, turbulensi udara cerah (Clear Air Turbulence/CAT) merupakan jenis turbulensi yang terjadi di tempat-tempat yang tampaknya tenang, tidak berawan tebal, dan berudara jernih.

Halaman
123